Page 574 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 574
Lampiran
arti menyimpang dari pada maksud pemberian hak tadi.
Dalam hal yang demikian hak erfpacht seharusnya dica-
but. Dan tanahnya diserahkan kepada desa, terutama untuk
mereka yang biasa “memaro” tanah tersebut. Dalam pada
itu hendaknya dipikirkan juga, apakah erfpachter dengan
dicabut haknya itu masih mempunyai mata pencaharian
lain atau tidak. Barang tentu orang itu berhak mempunyai
kehidupan yang layak, dan kalau ia memang tidak ada
sumber penghasilan lain, sebaiknyalah jika kepadanya ma-
sih diberi beberapa ha dari tanah tersebut untuk dikerjakan
sendiri. Atau setidak-tidaknya diusahakan olehnya secara
orang tani biasa.
g. Apa yang tertera pada sub f berlaku juga buat tanah
erfpacht klein landbouw yang belum lampau waktunya.
Hanya boleh dipertimbangkan pemberian uang kerugian
bila ternyata bahwa erfpacht itu belum lama berlaku. Jum-
lah uang kerugian dapat ditetapkan dengan mengingat
harga pembelian tanah dari rakyat dulu dan harga tanah
di kalangan rakyat sekarang.
Kalau asalnya dari tanah liar yang dibuka atas usaha
erfpachter jumlah uang kerugian dapat ditaksir menurut
pedoman yang patut. Uang kerugian ini dibayar oleh desa
yang akan menerima tanah tersebut atau oleh orang-orang
yang diberi bagian menurut pedoman tersebut f.
h. Tanah erfpacht klein landbouw juga diusahakan benar-
benar oleh yang berhak dan masa berlakunya belum lam-
pau, seharusnya dikembalikan kepada yang punya (warga
negara, periksa sub e) dengan syarat-syarat seperti tersebut
sub b dan e, yakni :
(1e).luasnya maksimum 10 ha, (2e). lamanya sampai ter-
min berlakunya habis dengan maksimun 10 tahun
(periksa sub b 2e); (3e). tidak akan diberi bantuan keu-
angan dengan cara yang lain dari kepada warga negara
asli. (4e). hak erfpacht itu dengan sendirinya hapus, pada
saat yang berhak bukan warga negara lagi.
Cara penyelesaian tanah kelebihannya sama halnya
dengan sub e.
553