Page 570 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 570

Lampiran

                3 . Dengan adanya kesempatan yang bersifat “bevoorrechting”
                  kepada golongan Europa itu, maka sebenarnya perlindungan
                  hak-hak rakyat asli atas tanahnya yang dimaksudkan oleh
                  Agrarische Wet 1870 sudah tinggal semboyan yang kosong
                  belaka, karena peraturan erfpacht buat klein-landbouw
                  memberi hak atas tanah kepada bangsa Europa (khususnya
                  bangsa Belanda) yang harga pembeliannya tidak lebih dari
                  tanah yasan biasa, sedang besarnya pajak (kanon),
                  perhektarnya pun tidak jauh berbeda bahkan lebih rendah
                  daripada landrente.
                4 . Mudahlah difahami bahwa Pemerintah Republik Indonesia
                  tidak saja tak dapat mengijinkan langsung berlakunya pera-
                  turan yang nyata-nyata memberat sebelah itu, tetapi dengan
                  jelas berpendirian bahwa hak-hak erfpacht buat klein-
                  landbouw itu pada asasnya selekas mungkin harus dihapus;
                  bukan karena hendak merugikan atau melepaskan perlin-
                  dungannya atas kepentingan sesuatu golongan tetapi berda-
                  sarkan keadilan semata-mata.
                5. Dalam pada itu Pemerintah Republik Indonesia menginsyafi
                  sepenuhnya bahwa penghapusan hak-hak itu harus disertai
                  gantinya, tentang ini pangkal pendirian Pemerintah ialah
                  bahwa dalam Negara R. I. S. maupun R. I. tidak akan ada
                  perbedaan kedudukan lain daripada antara warga negara dan
                  golongan bangsa asing. Dalam suatu Negara yang demokratis
                  semua warga negara mempunyai hak-hak pokok yang sama
                  dan mendapat perlindungan yang sama dengan tidak
                  dipersoalkan lagi asal keturunannya.
                6 . Tetapi ada hal yang selalu menjadi perhatian pokok Peme-
                  rintah Republik Indonesia, sekalipun sekarang masih ber-
                  wujud cita-cita, yakni menjamin bagi tiap-tiap tani sebidang
                  tanah yang cukup luasnya untuk memberi penghidupan yang
                  layak, dan membatasi luasnya tanah itu ke atas, hingga tidak
                  ada lagi segolongan tani yang kuat yang menjadi penindas
                  bagi golongan tani yang lemah, sebagaimana yang telah
                  dijalankan oleh tuan-tuan tanah sekarang ini.
                  Pendirian Pemerintah itu diperkuat oleh Panitia Agraria (ter-
                  bentuk dengan penetapan Presiden Republik Indonesia No. 16
                                                                   549
   565   566   567   568   569   570   571   572   573   574   575