Page 585 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 585

Masalah Agraria

            Lampiran : XII


                  KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
                                 YOGYAKARTA
            Instruksi No. 1. H. 50.
                                                Kepada
                                                Semua Residen

            Nomor         :  H 12/1/3
            Tanggal       : 15  Januari 1950
            Lampiran      : -
            Perihal       : Penetapan minimun uang persewaan tanah
                            buat perusahaan pertanian

               Berhubung dengan terbukanya kesempatan bagi para peru-
            sahaan pertanian akan menjalankan perusahaannya masing-
            masing maka pada waktu inilah persewaan tanah menjadi pen-
            ting sekali.
                                                          a
               Menurut Grondhuurordonnantie Stbl. 1918 No. 88 ) pasal 8
            sub b harus ada ketetapan tentang minimum harga sewa yang
            telah ada peraturannya termuat dalam Briblad 9030 dan 9089.
            Menilik penjelasan daripada peraturan-peraturan tadi, mini-
            mum harga sewa ditetapkan dengan perhitungan yang meru-
            gikan petani, di halaman 226 bukunya Maassen en Hens deel I
            eerste stuk, cetakan tahun 1934, terdapat suatu staat dari
            “Handleiding tot berekening en vastelling van minimum
            grondhuurprijzen zijn gesteld op de in geld uit gedrukte werklijke
            huurwaarde, is echter bij de regelen terberekening vzn die prijzen
            -juist omdat het minimum geldt- steeds gozergd, dat men aan den
            lagen kant blijft”. Hal ini ternyata pula pada halaman 237 buku
            tersebut.
               Perlu kami kemukakan bahwa penetapan minimum
            huurprijs penting artinya, bukan sebagai richtprijs, tetapi sebagai

            a  Meskipun undang-undang ini belum dicabut, pelaksanaan-pelaksanaan
             disesuaikan dengan agraris politik Pemerintah RI yang agak berbeda dengan
             agraris politik Pemerintah Hindia Belanda.

            564
   580   581   582   583   584   585   586   587   588   589   590