Page 590 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 590

Lampiran

                Lampiran : XIII


                               REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
                     KEMENTERIAN KEMAKMURAN JAWATAN PERKEBUNAN
                  Molenvliet Timur 6  JAKARTA       Telp. Gambir 3403

                SD/SK.                       Nota. No : G I 93 / PKB
                                             Jakarta, 20 Januari 1950
                Lampiran : 1

                       HARGA SEWA TANAH UNTUK PENANAMAN TEBU
                                   DALAM TAHUN 1950
                1. Pada persewaan tanah rakyat terdapat 2 macam perjanjian
                  persewaan yaitu persewaan untuk masa pendek (paling lama
                  untuk 3 ½ tahun), dan persewaan dalam masa panjang (pal-
                  ing lama 21½ tahun).
                  Pada persewaan tanah masa panjang yang menyewa diha-
                  ruskan membayar harga sewa terendah (minimum–
                  grondhourprijs) yang sudah ditetapkan, dan tidak diperke-
                  nankan membayar muka atas jumlah harga persewaan yang
                  harus dibayarnya. Pada perjanjian persewaan waktu pendek
                  maka harga sewa tanah ditetapkan atas kemufakatan antara
                  si penyewa dan petani (yang menyewakan), sehingga dapat
                  dikatakan bahwa penetapan ini didasarkan atas persesuaian
                  kemauan antara kedua belah pihak.
                2. Oleh karena harga sewa tanah masa pendek dipengaruhi oleh
                  beberapa faktor yang tidak dapat disangka-sangka lebih da-
                  hulu dan yang tidak bersangkutan sama sekali dengan harga
                  sewa tanah yang sebenarnya, maka tidaklah tidak dapat harga
                  ini dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan harga sewa
                  tanah sesudah perang.
                3. Harga sewa terendah yang telah ditetapkan sebelum perang
                  sebaliknya dapatlah dipergunakan untuk tujuan ini karena
                  harga tersebut didasarkan atas perbandingan harga sebidang
                  tanah terhadap tanah yang dipersewakan secara “maro”. Ter-
                  paksalah dikemukakan lebih dahulu bahwa angka-angka pro-
                  duktifitas dari beberapa kelas tanah dan dasar perjanjian maro
                                                                   569
   585   586   587   588   589   590   591   592   593   594   595