Page 586 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 586

Lampiran

                recthsgrond untuk membatalkan perjanjian persewaan bila mana
                uang sewanya ternyata di bawah minimum grondhuurprijs tadi.
                   Demikianlah masih perlu adanya minimum grondhuurprijs
                meskipun caranya pemerintah daerah menetapkan harus
                menyimpang daripada peraturan bijblad-bijblad tersebut. Dalam
                pada itu, akan mengganti peraturan-peraturan tadi dengan yang
                baru dan yang sama jelasnya kini belum mungkin. Pelaporan-
                pelaporan dari daerah belum kami terima dan peninjauan belum
                dapat dijalankan. Maka dari itu di bawah ini hanya dapat kami
                berikan instruksi dalam garis-garis besarnya saja.
                   Berhubung dengan sedang direncanakan Undang-undang
                persewaan tanah oleh Panitia Agraria maka instruksi ini harus-
                lah dianggap bersifat sementara.
                   Ini berarti pula bahwa Pemerintah Daerah Keresidenan bila-
                mana dianggapnya perlu menilik keadaan, dapat menyimpang
                daripada instruksi ini. Dalam hal itu kami mengharap supaya
                paduka Tuan segera menyampaikan laporan yang singkat leng-
                kap agar supaya bila dikehendaki kami dapat memberi pertim-
                bangan lebih lanjut, dan mungkin memberi bahan bagi kami
                untuk mengambil tindakan buat daerah lainnya.
                1. Pesewaan tanah antara pabrik dan rakyat berdasarkan su-
                  karela dan hanya memperkenankan buat satu plantjaar. Jika
                  suatu jenis tanaman pabrik berumur kurang daripada seta-
                  hun, maka buat jenis tanaman itu persewaan tanah hanya
                  diperkenankan buat selama-lamanya satu tahun (12 bulan).
                2. Luas tanah dari tiap-tiap desa yang boleh disewa tidak boleh
                  lebih dari 1/3 luasnya tanah-pertanian di desa itu.
                3. Dalam usahanya mendapatkan tanah, pabrik harus berhu-
                  bungan lebih dahulu dengan Pamong Pradja setempat yang
                  berkewajiban mempertemukan wakil pabrik dengan wakil
                  organisasi rakyat tani yang ada untuk bersama menyelesaikan
                  soal-soal persewaan yang timbul di tempat itu.
                4. Di dalam masa peralihan yang masih penuh sentiment ini
                  kami yakin bahwa Pamong Pradja akan mengambil sikap yang
                  bijaksana dengan menjauhkan tiap-tiap kesan seolah-olah
                  pemerintah akan lebih memihak kepada pabrik daripada
                  melindungi rakyat ini.
                                                                   565
   581   582   583   584   585   586   587   588   589   590   591