Page 594 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 594

Lampiran

                c. kesempatan untuk membeli tekstil tiap hektar oleh kaum tani
                  dengan membayar harga pokok pembelian f. 40,-
                  Tambahan 10 kg gula (juga 30 m tekstil) tiap-tiap ha adalah
                  ditetapkan untuk segala macam kelas-kelas tanah; jadi tanah-
                  tanah yang masuk kelas lebih tinggi atau kelas yang rendah
                  akan mendapat tambahan yang sama. Dari barang-barang
                  atau bahan-bahan tambahan itu adalah sebenarnya bagi
                  kaum tani di berbagai-bagai tempat tidak sama harganya.
                  Harga serendah-rendahnya dari 100 kg gula dapat ditaksir f.
                  250,- a f. 300,- sedangkan 30 m tekstil untuk kaum tani dapat
                  dihargakan sekurang-kurangnya f. 100,- a f. 120,-
                13.Kalau kita perhatikan dengan cara perhitungan tersebut di
                  atas berapa kaum tani menerima uang tunai ditambah harga
                  bahan-bahan yang diperbolehkan sebagai dasar pukul rata
                  serendah-rendahnya sewa tanah, dapatlah kita angka-angka
                  seperti tersebut di bawah ini:
                   Jawa Timur
                   (Mojokerto-Lumajang-Besuki-Probolinggo, dan lain-lainnya)
                   4 x f. 85,- + f. 250,- a f. 300,- = f. 590,- a f. 640,-
                   Madiun/Kediri
                   4 x f. 85,-  f. 250,- a f. 300,- + f. 100,- a f. 120,- f. 40,- = f. 650,-
                      a f. 720,-
                   Solo :
                   4x f. 75,- + f. 250,- a f. 300,- + f. 100,-  a f. 120,- f. 40,- = f.
                     610,- a f.. 680,-
                  Di berbagai daerah adalah tentang harga gula sebenarnya
                  jauh lebih tinggi daripada angka-angka yang diperhitungkan
                  di sini yaitu diambil serendah-rendahnya f. 250,- a f. 300,-
                14.Sikap terhadap sewa tanah untuk masa pendek yang tak dapat
                  diberi pedoman. Sebelum perang dunia ke II harga sewa itu
                  umumnya lebih rendah daripada minimum grondhuurrprijs
                  bagi persewaan panjang. Jumlah sewa tanah yang disebut di
                  atas ini adalah dimaksudkan terutama untuk kaum tani,
                  (yang tidak dipersoalkan bagaimana caranya mempersewa-
                  kan) supaya dia mendapat pengganti kerugian yang sederhana
                  dari hasil-hasil yang didapatnya kalau tanah itu dikerjakan
                  sendiri; di sini tak ada dasarnya untuk persewaan pendek akan
                                                                   573
   589   590   591   592   593   594   595   596   597   598   599