Page 606 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 606
Lampiran
(selanjutnya disebut: tebu bibit);
b. musim 1952/1953 ialah untuk tebu:
1 . biasa : musim yang dimulai dalam permulaan tahun 1952
dan berlangsung seumur tanaman tebu itu;
2 . tunas : musim yang dimulai dalam bulan tebu-biasa musim
1951/1952 ditebang habis dan kemudian ditunaskan;
3 . bibit : musim yang mulai berlaku dalam suatu bulan dalam
tahun 1952;
c. tanah oncoran : ialah tanah pertanian yang dapat pengairan
tertentu.
d.tanah bukan oncoran : ialah tanah pertanian yang tidak
dapat pengairan tertentu.
BAB II
TENTANG WAKTU PERSEWAAN TANAH
Pasal 2
(1)Persewaan tanah untuk tanaman tebu-biasa, tebu-bibit, dan
tebu-tunas tidak boleh melewati waktu masing-masing: 18, 12
dan 14 bulan kecuali dalam hal tersebut ayat 4 dari pasal ini.
(2)Uang-sewa tanah ditetapkan bulan sebulan sebesar ketepan
dalam pasal 3 dengan pengertian bahwa dalam hal ini sebelum
berarti waktu yang lamanya 30 hari, sedang sebagian dari
bulan dihitung satu bulan penuh.
(3)Penyewa berhak menyerahkan kembali tanah yang disewa
itu sebelum tempo tersebut dalam surat perjanjian berakhir,
sedang petani yang menyewakan tanahnya berhak menerima
penuh uang-sewa pasti tersebut pasal 3 dengan ketentuan
bahwa uang ini tidak dapat digugat kembali jika perhitungan
uang sewa tanah berdasarkan pemakaian tanah senyatanya
kurang dari uang-sewa pasti yang dibayar tersebut.
(4)Apabila menurut kebasaan setempat tanah bukan oncoran
disewa untuk tanaman tebu biasa buat paling lama 22 bulan
berturut-turut dan dalam waktu itu diadakan penebangan
dua kali, maka pesewaan ini seleruhnya dipandang sebagai
pesewaan untuk tanaman biasa sedang hasil dua kali pene-
bangan itu dijumlah menjadi satu.
585