Page 173 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 173

162   Dian Aries Mujiburohman


            yang menganut cita negara kekeluargaan.
                Timbulnya  perbedaan  persepsi HAM antara  masyarakat  Barat
            dan Timur, khususnya Asia Tenggara membuktikan adanya pengaruh
            positif  di luar  aspek-aspek  HAM itu  sendiri. Djawahir  Thontowi

            menguraikan, perbedaan formulasi dalam arti, konsep, praktik dan
            juga  kepentingan  kepentingan  penguasa. 293  Pada  akhirnya, pada
            16 Juli 1945 perdebatan  dalam  BPUPKI menghasilkan  kompromi
            sehingga diterima beberapa ketentuan dalam UUD. Pasca-Proklamasi
            Kemerdekaan  Indonesia, PPKI segera  menggelar  sidang pertama
            pada 18 Agustus 1945 dan dalam keputusannya mengesahkan UUD
            yang telah dirancang oleh BPUPK dengan beberapa perubahan dan

            tambahan. 294

            1.  Pengaturan HAM dalam Konstitusi Indonesia
                Kompromi dari perdebatan    dalam  BPUPKI menghasilkan

            beberapa  perubahan  dan   tambahan   ketentuan  dalam  UUD.
            Ketentuan  tentang HAM dimuat  secara  terbatas  hanya  terdapat  7
            (tujuh) pasal dalam  UUD 1945, Ketentuan  yang mengatur  tentang
            materi hak asasi manusia dalam UUD 1945 (naskah asli) dijabarkan
            sebagai berikut: hak semua bangsa untuk merdeka (alinea pertama
            pembukaan), hak  atas  persamaan  di hadapan  hukum  dan  dalam
            pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)), hak atas pekerjaan (Pasal 27 ayat
            (2)), hak atas penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat (2)), kebebasan
            berserikat  dan  berkumpul (pasal 28), kebebasan  mengeluarkan

            pendapat  (pasal 28), kebebasan  beragama  (Pasal 29 ayat  (2)), hak
            dan kewajiban dalam pembelaan negara. Pasal 30 ayat (1), dan hak
            atas  pendidikan  (Pasal 31 ayat  (1)). Fakir  miskin  dan  anak-anak



            293  Djawahir Thontowi, “HAM dalam Hukum Internasional dan Prospeknya
                dalam Kabinet Persatuan Nasional”, dalam Jurnal Magister Hukum Vol.
                2 No. 1, Februari 2000, hlm. 25.
            294  Joeniarto, Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia, (Jakarta: Bina
                Aksara, 1984), hlm. 29-31.
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178