Page 179 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 179

Keistimewan Yogyakarta
            secara filosofis sebenarnya tanah itu diperuntukkan bagi
            rakyat.

                ‘Pertama saya sampaikan bahwa Mataram menjalankan
                negara berdasarkan Al-Quran, menempuh jalan Siraathal
                Mustaqim. Dalam memanfaatkan tanah harus berdasarkan
                al-Quran. Jadi tanah itu untuk siapa? Allah menurunkan
                manusia di muka bumi dan memberikan bumi untuk
                dimanfaatkan oleh umat manusia. Tetapi manusia harus
                tetap menjaganya. Allah melimpahkan rejeki dari udara,
                di atas tanah, dan di bawah tanah. ....kita harus mensyukuri
                apa yang diberikan Allah. Rejeki itu turun lewat udara,
                tanah dan di bawah tanah, bukan dalam bentuk uang. Nah
                ini yang bahaya sekarang, semua menggunakan uang. Rak-
                yat diambil tanahnya dan ditukar dengan uang. Mereka
                malah bingung, ‘uang ini untuk apa. Wong saya bisanya
                         4
                nyangkul’ .
                Atas dasar filosofi itulah maka pada masa HB I di keraton
            Yogyakarta didirikan sekolah Tamanan yang tujuannya untuk
            mendidik keluarga keraton supaya memahami rakyatnya
            dengan diajari cara bertani, pendidikan budi luhur dan kesat-
            riaan lainnya. Sekolah ini mendapat tentangan dari pemerintah
            kolonial. Saat itu yang diperbolehkan hanya Sekolah Rakyat.

                ‘Yang jelas di Keraton sejak Sinuwun I mendirikan Sekolah
                Tamanan, para putra dididik sufi, cara bercocok tanam, dan
                kesatryan lainnya, untuk mempersiapkan bahwa suatu saat
                akan mendekati rakyat. Ilmu itu sebagai bekal untuk men-
                jauhkan rakyat dari kemusyrikan, memberikan rahmatan
                                                    5
                lil alamin, bagi rakyat dan dirinya sendiri’ .

            4  R.M. Tamdaru Tjakrawerdaya, seorang pujangga Kadipaten Paku Alam yang
             pernah menjadi sekretaris pribadi alm. Paku Alam VIII. Wawancara, Puro
             Paku Alaman, 8 Januari 2008.
            5  Ibid.

            156
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184