Page 182 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 182
Akses Masyarakat Atas Tanah
meski tidak berjalan sepenuhnya sebab untuk sebagian masih
bertahan sistem penguasaan tanah secara Adat. Komersialisasi
tanah dan penggunaan tanah oleh orang Belanda baik untuk
perusahaan maupun perumahan menjadi mudah dilakukan, 10
sesuatu yang tentu saja sulit jika penguasaan tanah masih
mengikuti sistem sebelumnya (apanage dalam wilayah
vorstenlanden).
Pada periode ini kita bisa melihat bahwa sertifikasi selain
mengukuhkan hak atas tanah terhadap pemilik-pemilik indi-
vidu, dapat juga berakibat pada kemudahan penggunaan
tanah secara privat baik yang digunakan untuk kepentingan
produksi maupun non produksi, individu ataupun perusaha-
an. Bila tanah bisa diperjualbelikan, sesuatu yang tidak mung-
kin dilakukan ketika masih dalam kewenangan adat, maka
dengan mudah ia bertukar pemilik, dan dalam tahapan lanjut
bisa terjadi konsentrasi tanah dan penyingkiran pada orang/
kelompok tertentu. Meski gambaran tentang penyingkiran
terhadap rakyat tidak terjadi, reorganisasi itu memberi dasar-
dasar bagi eksistensi tanah dengan status hukum barat, yang
pada gilirannya 70-80 tahun kemudian, ia menjadi obyek
yang bisa dikenai hukum tanah nasional, Prora, dan UUPA.
D. Dekolonisasi Hukum Agraria
Setelah Indonesia merdeka, persoalan agraria mendapat
perhatian serius para pendiri bangsa. Perhatian serius itu ber-
tujuan mengatasi kemiskinan masyarakat, menghilangkan
perlakuan-perlakuan eksploitatif masyarakat petani di dalam
struktur penguasaan tanah kolonial dan feodal. Maka segera
10 Ibid, hlm. 133-134.
159