Page 10 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 10
Mereka yang Dikalahkan ix
sekaligus menunjukkan jalan sunyi para sufi agraria. Salam hormat
dan terima kasih saya haturkan.
Kepada Bang Ahmad Rifai, Ketua Serikat Tani Nasional (STN)
yang mengantarkan saya untuk bertemu dengan aktivis Serikat
Tani Riau (STR) Bang Rinaldi. Dalam diskusinya yang menarik,
saya banyak dibantu memetakan persoalan Pulau Padang periode
konflik dan pasca konflik. Bang Rinaldi lah yang banyak mengambil
perhatian terhadap persoalan Pulau Padang yang melanjutkan
pengorganisasian para petani di Pulau Padang pasca tertangkapnya
Riduan sebagai pimpinan STR. Kepadanya saya ucapkan terima kasih
yang begitu besar. Kepada sosok Riduan dkk. yang belum pernah saya
temui, yang menjadi guru, mentor, dan rujukan para petani di Pulau
Padang, semoga tetap sehat dan segera dibebaskan dari tahanan.
Mereka dipenjara bukan perkara sia-sia, mereka menjadi tumbal
dari kerasnya negara dan korporasi yang selalu ingin menghentikan
setiap gerak langkah para petani mempertahankan tanahnya. Sosok
inilah yang mengenalkan kepada petani akan arti berdaulat atas
tanah-tanah Pulau Padang.
Kepada para kolega di Kanwil ATR/BPN Riau, khususnya Mas
Jery Haposan dan Mbak Rini, terima kasih atas banyak bantuan
data dan pemetaan wilayah pesisir Meranti juga teman-teman lain
yang menjadi partner diskusi panjang selama di Pekanbaru. Teman-
teman di Selatpanjang, staf Dinas Kehutanan dan Kantor Pertanahan
Meranti, saya ucapkan terima kasih atas bantuan data dan pemetaan
informasi serta diskusinya. Kepada Pak Sutaryono, Pak Rahmad, dan
Mas Dian Aries yang menjadi partner dalam diskusi kajian ini hingga
blusukan sampai Meranti, terima kasih atas waktu dan diskusinya.
Secara khusus saya juga mengucapkan terima kasih yang
tulus kepada Prof. Dr. Irwan Abdullah, Prof. Dr. Sudjito, Dr. Oloan
Sitorus atas keikhlasannya bersedia membaca, mengkritik, serta
komentarnya yang tajam atas naskah awal buku ini. Dari beliau saya