Page 13 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 13

xii   M. Nazir Salim


            Dalam hal ini, ia dinyatakan sebagai nilai perjuangan untuk mengisi
            kemerdekaan  yang  tak  lain  merupakan proses pencarian  tatanan
            politik yang paling sesuai untuk Indonesia merdeka. Hal ini sekaligus
            untuk mengokohkan Negara Kesatuan  Republik Indonesia (NKRI),
            selain juga untuk memperoleh peneguhan pengakuan internasional,
            dan  yang paling  utama  adalah  membangun  ke-Indonesiaan  serta
            karakter bangsa (nation and character building).

                Tentu saja untuk memastikan proses politik itu berjalan semua
            telah tersedia perangkat legal formal untuk menafsir, membangun
            pendekatan,  dan  menjabarkan  apa  dan  bagaimana  kita  sebagai
            bangsa harus mengisi kemerdekaan. Dalam hal ini  ada acuan-acuan
            normatif  mulai dari perangkat konstitusi UUD 1945 pasal 33, UUPA
            1960, Tap MPR no 1X/2001, sampai dengan Keputusan MK no 35/2012
            dalam konteks menata Politik Agraria/Tata Ruang dan menyusun

            Kebijakan Pertanahan yang perlu. Lalu bagaimana gerangan dengan
            realitas yang terbangun saat ini?


            Politik, Teknokrat, dan Pembangunan: Mobilisasi versus
            Partisipasi Sosial

                Buku  yang  ditulis staf  pengajar  muda  pada  Sekolah Tinggi
            Pertanahan Nasional  (STPN)  Yogyakarta  M. Nazir Salim  adalah
            contoh dari  gambaran  yang  masih  banyak  terjadi  di  berbagai
            pelosok tanah air tentang bagaimana derita dan nestapa terus saja
            hadir, membayangi, mengusik, dan bahkan mengancam sendi-sendi
            kehidupan kelompok-kelompok masyarakat lemah  di  pedesaan
            dan wilayah  pinggiran  yang  sering  luput dari  perhatian  bersama.

            Tulisan ini  telah mengingatkan kembali  atas  apa  dan bagaimana
            sesungguhnya tapak perjalanan politik agraria kita.
                Digambarkannya  tentang  bagaimana proses  akuisisi tanah
            berskala besar dari suatu korporasi bekerja dan bagaimana kemudian
            masyarakat lokal (Pulau Padang) memberikan reaksi resistensinya.
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18