Page 183 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 183
158 M. Nazir Salim
Tanggal 4 Juli 2012, enam relawan Aksi Bakar Diri” tiba di Jakarta,
ditampung oleh STN, tentu saja kedatangan mereka secara rahasia.
Keenam orang nekat tersebut adalah M. Ridwan, Ali Wahyudi,
Jumani, Joni Setiawan, Suwagiyo, dan Syafrudin (menantu Yahya,
keponakan M. Riduan) . Semuanya berasal dari desa yang berbeda
10
yakni masing-masing Desa Pelantai, Desa Bagan Melibur, Desa
Mekar Sari, Desa Mengkirau, dan Desa Lukit.” Walaupun rencana
itu sudah pernah disampaikan ke media, namun rencana aksi dan
kedatangannya ke Jakarta tidak pernah disampaikan ke publik,
sehingga diyakini tidak bocor. Namun faktanya, kedatangan mereka
terendus aparat keamanan. “Polisi berkeliaran sejak pukul 04.00
di sekitar Kantor Sekretaris Jendral Federasi Nasional Perjuangan
Buruh Indonesia. “Biasanya hanya ada satu tukang sayur yang lewat
sini. Tapi mengapa hari ini sampai ada enam?” tampaknya polisi
mulai berdatangan dengan menyamar menjadi tukang sayur karena
mengetahui enam relawan aksi bakar diri telah menginap di Tebet
Dalam.
“Ada yang mondar-mandir di depan, ada pula yang terang-
terangan datang ke rumah menanyakan kehadiran Riduan. Enam
relawan tersebut mengerti resiko mereka ketika keluar rumah:
langsung ditangkap, jadi mereka tidak dizinkan keluar dari kamar.
Menjelang sore Agus Jabo Priyono, Ketua Umum PRD yang sudah
pindah ke Partai Gerinda, dan Yudi Budi Wibowo, Ketua Umum STN
datang ke Tebet Dalam. Kedatangannya untuk menemui peserta
aksi dan akan mencoba mendiskusikan rencana mereka. Agus Jabo
mengatakan aksi bakar diri tidak dikenal dalam tradisi perlawanan
10 Diceritakan, diantara mereka sempat berdebat siapa yang akan
melakukan “Aksi Bakar Diri”. Yahya awalnya bersikeras untuk ikut,
namun sebagai yang tertua mengalah demi ibunya, mereka takut
ibunya akan shock begitu mengetahui tiga darah dagingnya akan
melakukan aksi nekat bakar diri, dan Yahya akhirnya mundur dengan
berat hati merelakan adik dan menantunya.