Page 217 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 217
178 Orang Indonesia dan Tanahnya
Dan apakah segala manusia, di Indonesia dan diluar
Indonesia akan berkurang harganya, jika kita mau insiaf lagi
bahwa hukum kita —lihat misalnya perihal perkawinan—
termasuk dalam, bagian dari tatanan dunia diluar dan diatas
kemampuan manusia, yang harus kita hadapi dengan sungguh
dan kerendahan hati daripada keangkuhan, kesombongan,
rasionalisme, kepandaian yang tak berisi? Menurut pendapat
saya, hukum Indonesia, juga dalam hal ini, harus mencari
jalan sendiri, untuk berguna bagi tanah air ini dan bangsa ini,
janganlah mencoba menjadi buntut (bijwa gen) hukum dan
pengetahuan hukum di negeri Belanda untuk menyesuaikan
dengan tanah air dan bangsa Indonesia pelacrfaran hukum
lndonesia hendaknya justru nivniber-1kan tempat yang luas,
disamping pengertian hukum dan pikiran hukum, perasaan
hukum,” (lihat, Verspreide geschriften, jilid I, hlm. 125).
Sebagai yang terakhir kita catat disini, bahwa dengan
terbitnya standaard-werk, yakni Het Adatrecht van Nederlandsch-
Indie sesung guhnya programnya yang tercantum dalam orasinya
Exacte rechtswetenschap belum selesai. Yang masih ingin
beliau selesaikan ialah suatu pembandingan sejarah hukum
(een vergelickende rechtshistorie) dimana semua hukum dari
beberapa masa dapat mendapat tempatnya. Beliau sudah mulai
memberi kuliah tentang pengetahuan itu. Dengarlah apa yang
telah diuraikan oleh van Eysinga tentang kuliah ini yang lebih
baik tidak kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia: “Wie
dezen, zijn prach tigen, zwanezang met zijn geestig tintelende
inleiding, zijn spelen derwijs voor oogen tooveren van het oude
Helleensche en ander recht, zijn voortdurend werpen van het
scherpste zoeklicht op wat, en waarom elders anders was en
wat hetzelfde onder anderen naam, heeft mogen hooren, moest
wel onder den indruk komen van de ontzagwekkende grootte
van den eenvoudigen man, die hier het hoogste, waartoe de