Page 212 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 212
C. Van Vollenhoven 173
34
aan het hart der natie”. Dalam bahasa Indonesia bunyinya
kira- kira begini, “Tiap-tiap bangsa yang tak dapat melepaskan
kepentingan sendiri, baik dalam hal materil maupun dalam
hal kerohanian, tidak ada tempatnya di dunia ini, tinggal tetap
terbelakang, akan tumpas. Tiap-tiap bangsa yang kadang-
kadang memberikan teladan keikhlasan dalam hal materil dan
hal kerohanian mendapat penghargaan. Akan tetapi, suatu
bangsa yang menghargai kepen tingan (publik atau sosial) semua
golongan-golongan, bangsa-bangsa dan partai-partai menuju
kearah kepentingan dunia dan juga yang dalam pendidikan
pemuda dan pemerintahan memper hatikan keikhlasan dimana
saja, bangsa itu baik sebagai contoh maupun sebagai pengaruh
akan dapat tempat yang tinggi. Dari itu, melihat kemurahan
hati dalam penghidupan hukum dan negara, bukanlah suatu
soal untuk ahli hukum dan menteri-menteri, akan tetapi suatu
pendirian hidup yang mengenai jiwa bangsa.”
Jiwa yang mengandung ide ini sudah tentu melihat soal-soal
di dunia dengan pendirian jang objektif, dengan pendirian yang
jujur, dengan alas persekutuan kemanusiaan (societal huma na).
Lihatlah misalnya karangan-karangan yang beliau tulis tentang
perang dan polisi internasional (De oorlog en de interna tionals
politie), tentang perserikatan bangsa-bangsa (Volken bond),
tentang perlucutan senjata (Ontwapening), semua itu pada
hakekatnya seruan kepada bangsa-bangsa untuk harga-meng-
hargai dan untuk bersatu dengan jalan permusyawaratan supaya
tercapai perdamaian di dunia ini (Mr. C. van Vollenhoven’s ver-
spreide geschriften, djilid II).
Selain itu, ketika van Vollenhoven menjadi ketua General
Claims Commission United States of America and Mexico (1924
— 1927), pekerjaannya dalam komisi itu sangat dipuji oleh ahli-
34 Mr. Van Vollenhoven’s verspreide geschrif ten, djilid I, halaman 50