Page 209 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 209

170     Orang Indonesia dan Tanahnya

            Snouck Hurgronje, van Vollenhoven tidak membutuhkan sejarah
            itu untuk menambah hidupnya dengan beberapa hidup. Beliau
            mengalami beberapa ma cam penghidupan sekaligus ( Ieefde
            een aantal levens tegelijk) oleh kekuatan api suci yang menyala
            dalam jiwanya, jiwa yang jujur itu. Jiwa yang —barangkali oleh
            sebab itu— mendapat penghinaan dari beberapa orang, dan
            walaupun demi kian toch percaya bahwa pada suatu waktu
            kebenaran akan menang, kejujuran akan dihormati.
               Kesenangannya terhadap sejarah dan kesusasteraan sudah
            terlihat ketika beliau berumur kira-kira 17 tahun, masuk dalam
            kalangan perguruan tinggi di Leiden, mengikuti pelajaran dalam
            kesusaste raan Semit (Semitische letteren) dan menempuh ujian
            candi daat dalam tahun 1896. Oleh sebab itu beliau tidak asing
            lagi terhadap literatur-literatur dan sejarah Yahudi dan Arab;
            kitab Injil dan Al-Quran bukan buku-buku tertutup bagi van
            Vollen hoven. Ada yang memberitahukan kepada kita bahwa
            van Vollenhoven juga faham bahasa Jawa-kuno, beberapa
            bahasa-suku dalam lingkungan Indonesia dan bahasa-bahasa
            Timur lainnya. Kita tidak heran tentang cerita ini, oleh karena
            pendiriannya dalam mempelajari dan meneliti pengetahuan
            ialah harus seluas-luas nya dan sedalam-dalamnya. Dalam hal
            kesusasteraan dan seja rah, beliau adalah juga seorang yang
            terkenal (lihat misalnya historische schetsen dalam Mr. C.
            van Vollenhoven’s verspreide geschriften, jilid 1), terbukti atas
            pemberian gelar Doctor honoris causa in letteren en wijsbegeerte
            oleh Universitas Amsterdam pada tahun 1932.
               Dalam lapangan hukum van Vollenhoven juga mulai bela jar
            dalam usia 17 tahun ketika beliau menjadi mahasiswa. Pendi-
            riannya terhadap ilmu hukum adalah juga ia harus dipelajari
            dan diteliti seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Buktinya
            adalah pada bulan Mei tahun 1898 (berumur 24 tahun) beliau
            mendapat dua gelar doktor (dubbele promotie), yaitu dalam
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214