Page 92 - Reforma Kelembagaan dan Kebijakan Agraria (Hasil Penelitian Strategis STPN 2015)
P. 92

Hasil Penelitian Strategis STPN 2015  77


              data dan  informasi yang dapat digali  melalui  persepsi  masyarakat yang
              hidup disekitar ekosistem terutama yang terkait dengan konteks mengenai
              kejadian yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya pesisir dari masa
              lampau sampai  saat  ini,  serta  implikasi  terhadap  keberlanjutan sumber
              daya pesisir tersebut.
                  Rencana  Zonasi  wilayah  pesisir  menetapkan  jaringan  atau  kisi-kisi
              spasial di atas lingkungan pesisir dan laut dan dengan penetapan rencana

              Zonasi ini maka kepentingan antar sektor yang saling bertentangan akan
              di  selaraskan,  sesuai zona peruntukannya.  Dengan penetapan  Zonasi
              wilayah pesisir  ini  pula  keseimbangan  antara  kebutuhan pembangunan
              dan kebutuhan konservasi lingkungan akan dapat dicapai.

              3.  Pemanfaatan Ruang Pesisir

                  Ayuli  (2011)  mengatakan  bahwa  peningkatan  pemanfaatan  ruang
              pesisir terjadi karena terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah
              tersebut. Peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah pesisir antara lain dapat
              menyebabkan  pemanfaatan  ruang  pesisir yang  tidak efektif dan efisien.

              Pengembangan wilayah menekankan pula keserasian dan keseimbangan
              antara  pembangunan  pada wilayah  hulu dengan wilayah  hilir, antara
              wilayah daratan dengan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (perairan),
              serta antara kawasan lindung dan kawasan budidaya. Dengan kata lain,
              pengembangan wilayah menekankan adanya keserasian dan keseimbangan
              antara  pertumbuhan ekonomi dengan  kelestarian  lingkungan,  demi
              terselenggaranya pembangunan  yang  berkelanjutan untuk  generasi
              mendatang.

                  Lumoindong (2009)  menyatakan bahwa  pada  dasarnya  reklamasi
              pantai  dilakukan untuk  keperluan perluasan  lahan  bagi pembangunan
              fisik. Dampak dari reklamasi pantai antara lain berubahnya bentang alam
              pantai, perubahan pola iklim seperti temperatur, iklim, dan gelombang,
              serta berkurangnya sumbardaya hayati pesisir. Komponen pembangunan
              masyarakat tidak selamanya berintegrasi dengan struktur sosial masyarakat

              pesisir.  Masyarakat  pesisir  telah  terstruktur  secara ekonomi  dan  sosial
              budaya dengan perkembangan internal habitatnya, sehingga masukan dari
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97