Page 197 - Konstitusionalisme Agraria
P. 197

Sektoralisme dalam Pengurusan Tanah dan Sumber Daya Alam
            Pada periode ini sektoralisme dalam pengurusan tanah dan sumber
            daya alam lainnya semakin berkembang. Sejarah sektoralisme dalam
            pengaturan tanah dan sumber daya alam lainnya telah diwariskan
            sejak zaman kolonial. Sektoralisme yang masih bertahan sampai
            hari ini misalkan antara pengaturan tanah (pertanian), kehutanan
            dan pertambangan. Pada masa kolonial, tiga hal ini diatur dalam
            peraturan yang berbeda-beda. Persoalan tanah (pertanian) pada
            masa kolonial diatur dalam Agrarische Wet, persoalan kehutanan
            diatur dalam Bosch Ordonantie dan persoalan pertambangan diatur
            dalam Mijn Wet. Sektoralisme itu pernah hendak diatasi dengan
            pembentukan UUPA 1960 yang di dalamnya bukan saja mengatur
            tentang tanah pertanian, melainkan juga mengatur sedikit tentang
            pemungutan hasil hutan dan hak atas air. Namun, seiring dengan
            diabaikannya UUPA oleh Pemerintah Orde Baru dan ditambah
            lagi dengan pembentukan undang-undang sektoral seperti UU
            No. 5 Tahun 1967 tentang Kehutanan, sektoralisme pengurusan
            di bidang tanah dan sumber daya alam yang sebelumnya sempat
            direm kemudian mengalir bebas hambatan.
                 Saat ini, sektoralisme dalam pengurusan agraria bukan saja
            dapat dilihat dari semakin terspesialisasinya pengaturan tentang
            pengurusan tanah dan sumber daya alam lainnya, melainkan
            juga dapat dilihat melalui jumlah dan pembagian kewenangan
            pengurusan tanah dan sumber daya alam lainnya pada struktur
            pemerintahan. Bila dilihat dari instansi pemerintah, dalam hal ini
            kementerian dan pejabat setingkat menteri yang mengurusi tanah
            dan sumber daya alam lainnya, maka dapat dibedakan enam sektor
            dalam pengurusan tanah dan sumber daya alam lainnya sebagaimana
            dalam tabel di bawah ini:













               166     Konstitusionalisme Agraria
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202