Page 285 - Konstitusionalisme Agraria
P. 285

terhadap Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Meskipun demikian, perkara
            ini sangat cocok dibahas sebagai salah satu narasi tentang bagaimana
            warga negara menjadikan jalur konstitusional untuk melindungi
            haknya dalam menghadapi konflik di bidang perkebunan. Perkara
            ini duji terhadap Pasal 1 ayat (3), Pasal 18B ayat (2), Pasal 28C ayat
            (1), Pasal 28D ayat (1),dan Pasal 28G ayat (1) UUD 1945. Mahkamah
            Konstitusi mengabulkan permohonan para pemohon yang
            putusannya dibacakan pada hari Senin, 19 September 2011.


            Pasal karet kriminalisasi petani

            Di dalam pertimbangan hukumnya Mahkamah Konstitusi
            menyampaikan bahwa unsur dilarang melakukan tindakan yang
            berakibat pada kerusakan kebun dan/atau aset lainnya d dalam UU
            Perkebunan  merupakan rumusan pasal yang terlalu luas. Berbagai
            hal di dalam ketentuan itu tidak bisa terukur jelas, misalkan siapa
            melakukan tindakan yang berakibat pada kerusakan kebun dan/
            aset lainnya milik siapa? Bagaimana jika tindakan yang berakibat
            pada kerusakan kebun itu dilakukan oleh karena kesengajaan atau
            kelalaian pemilik kebun sendiri, misalnya karena kesalahan dalam
            pengerjaan dan pemeliharaan kebun, pemupukan dan pembibitan
            sehingga mengakibatkan terganggunya usaha perkebunan? Apakah
            hal demikian termasuk rumusan tindakan yang dimaksud? Demikian
            pula kata-kata aset lainnya tidak memberikan batas yang jelas.
                 Lebih lanjut disampaikan bahwa Frasa ”dan/atau tindakan
            lainnya yang mengakibatkan terganggunya usaha perkebunan”
            dalam Pasal 21 UU Perkebunan mengandung ketidakpastian
            hukum. Apakah yang dimaksud dengan tindakan lainnya yang
            mengakibatkan terganggunya perkebunan? Jika disebut tindakan
            lainnya tentunya sangatlah luas dan tidak terbatas, misalnya
            dapatkah seseorang dipidana karena terlambat mengucurkan kredit
            bank yang telah disepakati antara pemilik kebun dengan pihak bank,
            sehingga kebun rusak karena tidak adanya uang untuk membeli
            obat pembasmi hama tanaman? Dapatkah seorang pemilik kebun
            dipidana karena menelantarkan kebunnya sendiri? Atau justru



               254     Konstitusionalisme Agraria
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290