Page 107 - Tanah dan Ruang untuk Keadilan dan Kemakmuran Rakyat
P. 107

Sengketa kepemilikan lahan ataupun lemahnya sistem
               pendataan kepemilikan tanah seakan seperti sebuah problem
               yang masih  terus “dijaga” oleh anak cucu bangsa dari masa ke
               masa.  Padahal  ini  barulah  satu  dari  sekian  deret  daftar  pe-
               kerjaan rumah berkaitan dengan tanah dan ruang yang masih
               harus pemerintah selesaikan. Belum lagi persoalan monopoli
               penguasaan  lahan,  persoalan  tanah  masyarakat  adat,  durasi
               waktu  pengurusan  tanah,  biaya  pengurusan  tanah  dan  lain
               sebagainya.  Persoalan  memang  seakan  terus  “dirawat”  ke-
               hadirannya,  tanpa  kita  tahu  sampai  kapan  ini  semua  akan
               tuntas,  tapi  bukan  berarti  kita  berhak  untuk  mendiamkan
               tanpa  mencoba  untuk  mengupayakan  hadirnya  solusi-solusi
               baru  agar  tatanan  kehidupan  yang  lebih  baik  bagi  seluruh
               rakyat  sesuai  dengan  apa  yang  diamanatkan  oleh  undang-
               undang dapat tercapai.

               Inovasi  era  4.0  dan  sebuah  upaya  untuk  menghadirkan
               keadilan
                     Dunia  industri  belum  lama  ini  mematenkan  dirinya
               sendiri  bahwa  mereka  telah  memasuki  penyebutan  diri
               dengan  nama  revolusi  industri  4.0,  yang  kemudian  ternyata
               juga  diikuti  oleh  bidang-bidang  yang  lain  seperti  marketing
               4.0, agriculture 4.0, dan bahkan pemerintahan kita yang juga
               tidak  tinggal  diam  ikut  meluncurkan  Making Indonesia  4.0.
               Semua  ternyata  bergerak  menuju  tatanan  dunia  baru  yang
               tentu  harapannya  mampu  mewujudkan  kehidupan  dunia
               lebih  baik.  Beberapa  gerakan  4.0  bahkan  secara  terang-
               terangan menyebutkan goal yang harus dicapai ialah industri
               yang  lebih  humanis,  marketing yang  berorientasi  sosial  dan
               lain  sebagainya.  Hal-hal  tersebut  setidaknya  menjadi  sedikit


                76
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112