Page 146 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 146

area latihan dan uji coba senjata, melainkan juga menjadi alat
            legitimasi bagi TNI AD untuk mengklaim tanah Urutsewu dan
            mengajukan pengurusan sertifikat tanah. Tidak berhenti di
            pengurusan sertiikat, pada Desember     , TN) AD melakukan

            pemagaran dengan titik awal di Desa Tlogodepok, Kecamatan
            Mirit. Alasan pemagaran adalah penertiban aset negara yang
            digunakan oleh TNI AD untuk meningkatkan profesionalisme
            TNI AD.
                 Profesionalisme militer tidak dapat dipisahkan dari
            hubungan sipil dan militer. Merujuk pada Huntington (dalam
            Kristiadi 2001), militer tidak akan profesional apabila masih
            memiliki campur tangan di bidang politik. Dalam sejarah
            Indonesia, keterlibatan militer telah ada sejak pencetusan jalan
            tengah oleh Jenderal A. H. Nasution yang menjadi cikal bakal
            Dwifungsi ABRI. Sejak saat itulah TNI bergelut di dalam dunia
            politik dan pada masa Orde Baru, pengaruhnya semakin kuat
            dengan menguasai legislatif, eksekutif, dan perekonomian di
                      83
            Indonesia.
                 Era  Reformasi   menjadi   momen    untuk   menuntut
            penghapusan Dwifungsi ABRI. Profesionalisme ABRI, kemudian
            menjadi TNI setelah berpisah dengan Polri, berusaha diwujudkan
            dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004
            tentang Tentara Nasional Indonesia. UU ini termasuk mengatur
            pengambilalihan bisnis TNI (Pasal 76) yang kemudian diatur
            secara lebih khusus dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun
            2009 tentang Pengambilalihan Aktivitas Bisnis Tentara Nasional
            Indonesia. Perpres ini berusaha mengambil alih aktivitas bisnis
            yang dimiliki TNI secara langsung maupun tidak langsung. Bisnis
            langsung meliputi usaha komersial yang dimiliki dan dikelola TNI,


                  83 Beberapa penulis menjelaskan kuatnya pengaruh TNI dalam sistem politik dan
            ekonomi di Indonesia, misalnya Mas’oed (2011) dan Muhaimin (1990).


                                                Pola Interaksi Antaraktor     121
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151