Page 106 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang Sebagai Basis Integrasi Bangsa
P. 106

Berangkat  dari  persoalan  ketimpangan  penguasaan
              dan pemanfaatan lahan yang dikorelasikan dengan peme-

              nuhan  sarana  dan  fasilitas  penulis  merekomendasikan
              skema  pendampingan  oleh  pemerintah.  Pendampingan
              oleh  pemerintah  menjadi  energi  pelaksana  dalam
              mensinergikan  regulasi,  kelembagaan,  dan  pendanaan
              untuk  meng-optimalkan  peran  perhutanan  sosial  dalam
              menangani  ketimpangan  penguasaan  dan  pemanfaatan
              lahan.
                    Implementasi  kelembagaan  oleh  pemerintah  dapat
              dilakukan   dengan,   Pertama,   pendamping     sebagai
              perencana dengan melakukan sosialisasi, edukasi, mediasi,
              dan  advokasi.  Dalam  hal  ini,  pendamping  membantu

              masyarakat  untuk  memproyeksikan  pentingnya  reforma
              agraria  dalam  perhutanan  sosial.  Kedua,  pendamping
              sebagai  organ  dalam  membentuk  perangkat  pelaksana
              seperti  menyediakan  sarana  dan  prasarana  termasuk
              penyediaan  dana.  Ketiga,  pendamping  menjadi  pelaksana
              bersama  masyarakat  dalam  mengelola  lahan.  Keempat,
              pendamping  menjadi  pengawas  dalam  implementasi
              program  perhutanan  sosial.  Pengawasan  perlu  bersama
              dilakukan  dengan  evaluasi  yang  bertujuan  untuk  melihat
              pencapaian    dan    memperbaiki     kekurangan    dari
              implementasi program.

              Daftar Pustaka

              Banjade,  MR  2017,  ‘Reformasi  tenurial  hutan  di  Indonesia
                    kapan? apa? mengapa?’, Brief CIFOR, no. 173, hlm. 1-8.

                                        83
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111