Page 60 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang Sebagai Basis Integrasi Bangsa
P. 60

menjadi hak privat. Tetapi, keadilan yang diterapkan pada
              masyarakat  hukum  adat  di  sana  sudah  merata,  dimana

              Ninik Mamak tidak akan membiarkan keturunannya tidak
              memiliki  tanah.  Walaupun  istilah  di  atas  membuat
              penerapan  keadilan  secara  distributif  pada  masyarakat
              hukum adat Sumatera Barat menjadi tidak terpenuhi dan
              membuat kerugian bagi orang yang menerima amanat dari
              Ninik Mamak untuk mengelola sebagian tanah pada suatu
              kaum.
                    Bagi   ninik   mamak,    apabila   tanah   ulayat
              disertifikatkan  maka  kedudukan  dari  Tanah  Ulayat
              tersebut  berubah  dari  Hak  Pusako  Tinggi  menjadi  Hak
              Pusako  Randah  (Yarsina  2018).  Selain  itu,  perubahan

              tersebut  dapat  merugikan  anggota  kaum,  sebab  apabila
              tanah tersebut didaftarkan atas nama Mamak Kepala Waris
              timbul  kekhawatiran  tanah  tersebut  nantinya  akan
              dialihkan,  dijual  atau  digadaikan  ke  bank  (Purwaningsih
              dkk. 2017).
                    Kehadiran  UUPA  sendiri  dianggap  oleh  masyarakat
              hukum  adat  dapat  mengganggu  stabilitas  adat  pada
              masyarakat  Sumatera  Barat  karena  pola  pemilikan  tanah
              yang  dianut  oleh  UUPA  yang  bersifat  individual
              bertentangan  dengan  prinsip  pemilikan  tanah  secara
              komunal/bersama  dalam  masyarakat  Sumatera  Barat
              (Purwaningsih dkk. 2017).
                    Selain  itu,  batas-batas  tanah  ulayat  yang  hanya

              berdasarkan  “peta  ingatan”  dari  Penguasa  Adat  (Fatimah
              dan  Andora  2014)  dapat  menjadi  salah  satu  faktor

                                        37
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65