Page 76 - Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia
P. 76

BAB VI




                                       PENUTUP












             A.  Kesimpulan
                   Agar sektoralisme tidak berlanjut, maka jalan yang bisa
             ditempuh adalah dengan instrumen restrukturisasi kelembagaan
             atas instansi-instansi pengelola sumber daya alam dan lingkungan
             hidup.  Upaya merestrukturisasi kelembagaan ini dapat dilakukan
                    73
             dengan tetap memperhatikan berbagai aspek fungsional lembaga
             aktivitas, komoditas, proses, dan derajat kewenangan.  Caranya

             dengan  menyatukan departemen-departemen yang mengurusi dua
             fungsi sumber daya alam itu (modal  pertumbuhan dan lingkungan
             hidup). Artinya departemen ESDM, kehutanan, perikanan dan
             kelautan, pertanian, dan lingkungan hidup disatukan dalam satu
             kementerian. Kita sebut saja instansi ini departemen sumber daya
             alam dan lingkungan hidup. Sebuah kementerian yang bertanggung
             jawab kepada presiden, diangkat untuk mengkoordinasikan berbagai
             agenda serta kebijakan pembangunan sumber daya alam yang selaras
             dengan lingkungan hidup. Kementerian yang mengelola  sumber daya
             alam  dan lingkungan hidup ini perlu disatukan, alasan utamanya
             adalah untuk menghindari ego sektoral tiap departemen. Sektoralisme
             itu sendiri, sejatinya tetap diperlukan karena spesialisasi kompetensi
             untuk memaksimalkan output sangatlah penting. Unit yang fokus



                   73 Simon Felix Sembiring. 2009. Jalan Baru Untuk Tambang: Mengalirkan Berkah Bagi
             Anak Bangsa. Jakarta: Elex media komputindo. Hlm 248.


                                                                              67
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81