Page 104 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 104
Penutup
Pada akhirnya, debottlenecking (baik dalam dinamika
struktural maupun kultural) sebagai jalan yang digunakan aktor
dominan dalam memenangkan kontestasi (menguasai lahan) telah
menegaskan peranannya dalam menghilangkan partisipasi petani
sebagai aktor rasional dalam peta pembangunan ekonomi Kabupaten
Sleman. Dalam sistem pembangunan ekonomi yang kapitalistik, seperti
halnya di Kabupaten Sleman sekarang justru melahirkan semacam
kelompok swasta, yang mau tak mau merupakan kekuatan sosial
politik baru (Budiman 2006). Dinamika ini menegaskan bagaimana
pada zaman kapitalis saat ini pemegang polis atas atas profit terbesar
adalah swasta atau pemilik modal (Yustika 2009).
Jika dinamika akumulasi kapital di Kabupaten Sleman dalam
pandangan para ekonom klasik bisa menghasilkan pertumbuhan
ekonomi, maka menurut Marx mekanisme ini justru akan menghasilkan
proses pemiskinan (Rahardjo 1983). Pemiskinan ini tidak lain jatuh
pada kelompok minor yaitu petani yang semakin tergusur dan tidak
memiliki cukup ruang untuk menyadari kerentanan dirinya atas
dominasi pembangunan berbasis kapital. Petani semakin terdesak baik
dari sisi ekonomi, sosial, politik hingga budaya, dan menjadikan adanya
alih fungsi lahan justru sebagai satu-satunya pilihan rasional untuk
bertahan hidup. Maka dari itu, alih-alih berpartisipasi, saat ini petani
habis terjebak dalam ironi negeri ini. Petani akan semakin tenggelam
dalam kebisuannya atas dinamika yang ada, ia hilang suaranya, hilang
pula kehadirannya.
Daftar Pustaka
Bappeda, 2009. Pemetaan Potensi Ekonomi Kabupaten Sleman. [Online]
Availableat: http://bappeda.slemankab.go.id/pemetaan-potensi-
ekonomi-kabupaten-sleman.slm,[Accessed 2 12 2017
Budiman, A., 2006. Kebebasan, Negara, Pembangunan: Kumpulan
Tulisan 1965-2005. s.l.:Pustaka Alvabet.
84