Page 101 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 101
Adapun dalam memahami proses dominasi atas kontestasi,
disinilah letak relevansi prinsip debottlenecking muncul, sebagai satu
prinsip yang digunakan oleh aktor dominan untuk menguasai lahan
demi akumulasi kapital. Dalam Cambridge: Advance Learner Dictionary
(3rd edition), terminologi debottlenecking berasal dari terminologi
debottleneck yang seringkali digunakan untuk menggambarkan
pemecahan bagian tertentu dan sering mengakibatkan masalah.
Debottlenecking juga digunakan untuk menghilangkan banyaknya
hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam kegiatan investasi, seperti
terkait dengan masalah birokrasi, pendanaan dan aspek sosial yang
muncul di kalangan penduduk sekitar yang disebabkan proses
pembangunan yang tidak transparan. Hanya saja, dalam strategi
pembangunan saat ini prinsip debottlenecking lebih kepada bentuk
kerjasama antara birokrasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan investasi, bukan untuk melawan (Safitri 2014).
Berdasarkan penjelasan di atas, sebagai prinsip yang berfokus
pada penghilangan berbagai hambatan (bottleneck) dalam perputaran
kapital, adanya justifikasi siapa/apa bottleneck berdasarkan multi-
perspektif demi memenangkan ruang-ruang kontestasi dalam
masyarakat adalah prasyarat yang paling signifikan. Dalam konteks
Kabupaten Sleman, tulisan ini menemukan bahwa adanya sumbatan
(bottleneck) justru dipersepsikan terdapat dalam kehidupan petani.
Adanya penghilangan partisipasi menjadi satu keniscayaan dalam
konteks ini demi kegiatan pembangunan ekonomi yang bias kelas.
Pada akhirnya prinsip debottlenecking ini dimaksimalkan oleh aktor
dominan dalam penguasaan lahan tidak lain demi kepentingan kapital,
dan salah satu cara paling rasional adalah dengan memutus rantai
partisipasi aktor minor. Hal ini dapat dijelaskan melalui dua pendekatan
dalam dinamika struktural dan kultural.
Pertama, dinamika struktural. Dinamika ini pada prinsip
debottlenecking menitikberatkan pada bagaimana dominasi
pendekatan institusional dalam membentuk dinamika empirik.
Dinamika ini pada dasarnya sangat terkait dengan bagaimana struktur
81