Page 98 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 98

kelautan. Hal ini  akan berbeda ketika kebijakan  pembangunan  saat
            ini dikomparasikan dengan dengan  kebijakan  sebelumnya  yang  telah
            menempatkan sektor pertanian sebagai sektor andalan. Seperti halnya
            dicantumkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara 1999-2004 yang
            berkomitmen pada pewujudan ketahanan pangan. Maka dari itu, adanya
            kebijakan pembangunan nasional saat ini pada dasarnya telah menafikan
            adanya fakta bahwa sektor agraris masih merupakan penopang kehidupan
            sebagian besar masyarakat Indonesia (Sutaryono 2012).
                   Berdasarkan eksistensi dari  arah  kebijakan  pembangunan
            dari  tingkat  nasional  hingga  daerah,  tidak  mengejutkan  ketika
            dalam  praktiknya,  usaha Kabupaten Sleman  dalam meningkatkan
            perekonomiannya sangat  disandarkan  pada sektor  non-pertanian,
            seperti  sektor ekonomi  wisata dan  pendidikan.  Adanya  tingkat
            pendapatan daerah yang cukup tinggi dari sektor non pertanian, diikuti
            oleh  arah kebijakan jangka  panjang baik  tingkat  provinsi maupun
            kabupaten,  telah  memastikan  bagaimana prioritas perekonomian
            Kabupaten Sleman semakin meninggalkan pertanian yang tidak lagi
            ekonomis. Sehingga, meskipun  terdapat kebijakan  atas  peralihan
            lahan pertanian, hal ini justru menimbulkan ambiguitas kepentingan
            dari  pemerintah  yang  cukup  naif  dalam proyek pembangunannya.
            Karena hingga  tahap ini,  telah  disadari  bahwa  pembangunan
            berkoridor ekonomi  tetaplah  menjadi  utama, dan apapun  prasyarat
            atas pembangunan harus diutamakan, termasuk untuk melakukan alih
            fungsi  lahan  pertanian. Adapun petani  sebagai  aktor  yang  memiliki
            hak atas  tanah  pertanian,  menjadi  aktor  rentan  yang  tertekan oleh
            diskursus ekonomi yang sangat kapitalistik.
                   Adanya berbagai kebijakan yang menitikberatkan pembangunan
            ekonomi non  pertanian (dengan menyingkirkan  ekonomi berbasis
            pertanian) pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan berupa terbukanya
            pintu-pintu investasi ekonomi. Adapun dalam usaha menawarkan dirinya,
            Kabupaten  Sleman  ikut  menjual  tema-tema  signifikan  agar  dapat  laku
            laris dalam pasar modal. Disinilah mengapa tema semacam pariwisata dan
            pendidikan menjadi dominan dalam pembangunan di Kabupaten Sleman.
                                         78
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103