Page 100 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 100

Maka dari itu, secara sederhana, memperhatikan posisinya
            yang  fundamental, lahan  akan menciptakan berbagai kontestasi
            dari berbagai kepentingan  aktor  yang hendak menguasainya.
            Secara empirik, proses-proses yang menunjukkan adanya kontestasi
            lahan adalah perubahan penguasaan lahan, fragmentasi lahan dan
            perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian (Sutaryono
            2012). Dalam praktiknya, kontestasi di Kabupaten Sleman ini tidak
            hanya melekat pada satu ruang tertentu, melainkan ruang kontestasi
            ini akan menyebar dan melingkupi baik dari sisi fisik maupun non
            fisik. Lebih dari itu, kontestasi ruang juga akan merepresentasikan
            aktor  dan  corak  produksi  dalam  satu  daerah  tertentu.  Maka  dari
            itu,  tidak  mengherankan  ketika dalam  masyarakat dengan corak
            kapitalis, produksi ruang  akan  berorientasi pada  kapital  sebagai
            komoditi yang harus bisa diproduksi dan disirkulasi secara mudah
            (Sangaji 2011).
                   Adanya  kontestasi dalam  proses  penguasaan  lahan akan
            merujuk  pada  segmentasi aktor ekonomi dalam  rangka  menguasai
            lahan berdasarkan basis ekonominya masing-masing. Dalam kontestasi
            lahan  ini,  terdapat  pemilahan dua aktor  secara dikotomis dimana
            petani  menjadi  satu aktor  minor dikarenakan dominasi aktor  lain
            seperti pemerintah daerah dan investor yang lebih menguasai jalannya
            kontestasi. Petani sebagai aktor minor lebih berkepentingan terhadap
            eksistensi lahan sebagai basis ekonomi, sedangkan bagi aktor dominan
            lahan justru menjadi prasyarat penting dalam kelanjutan pembangunan
            ekonomi  yang  terkait dengan  prinsip over-produksi.  Prinsip  ini
            menjelaskan  ihwal  karakter  kapitalis  dimana  tidak  akan  pernah
            membiarkan keuntungan disimpan dalam bentuk tabungan. Karakter
            ini mengisyaratkan sebuah usaha terus menerus untuk mengolah satu
            keuntungan yang didapatkan saat ini untuk menjadi modal pada usaha
            selanjutnya. Adapun  alih  fungsi  lahan pertanian,  sebagai  langkah
            awal  pembukaan area  baru dalam dinamika  pertumbuhan ekonomi
            kapitalistik merupakan jalan bagi pemodal untuk menemukan lokasi
            baru dalam kegiatan investasi.

                                         80
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105