Page 132 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 132

dengan tanahnya (objek) yang dibuktikan dengan adanya pembukuan
            data yuridis  dan  data  fisik  bidang  tanah yang  diterima  sebagai  data
            yang benar dan didukung dengan tersedianya peta hasil pengukuran
            secara  kadastral,  daftar  umum  bidang-bidang  tanah  yang terdaftar
            dan terpeliharanya daftar umum tersebut dengan data yang mutakhir
            serta kepada pemegang hak diberikan tanda bukti hak yang berlaku
            sebagai alat pembuktian yang kuat yang lazim disebut sertipikat tanah.
            Kepastian  hukum  hak atas  tanah  pada dasarnya dipengaruhi oleh
            berbagai faktor yang terdapat dalam sistem hukum pendaftaran tanah,
            yaitu (Wahid 2008):
                   a.  Substansi hukum, yang terdiri dari tujuan, sistem dan tata
                       laksana pendaftaran tanah;
                   b.  Strukur hukum, yang terdiri dari aparat pertanahan dan
                       lembaga penguji kepastian hukum, bahkan juga lembaga
                       pemerintah terkait;
                   c.   Kultur hukum,  yang  terdiri  dari kesadaran hukum
                       masyarakat dan realitas sosial.
                   Terobosan  baru  yang  merujuk pada percepatan  administrasi
            pertanahan  untuk  mendukung  percepatan  penguatan  hak rakyat
            dalam  pelaksanaanya  selayaknya mampu mewadahi kesempatan
            berpartisipasi bagi  seluruh  rakyat  demi  mencapai  tujuan nasional.
            Hal  ini masih  terkendala  dengan  lemahnya kesadaran masyarakat.
            Kurangnya kesadaran masyarakat merupakan  salah  satu hambatan
            yang  dianggap  sebagai  cerita  lama  yang  klise.  Padahal,  awal  dari
            keberhasilan  suatu program pemerintah  adalah  adanya partisipasi
            rakyat yang diwujudkan dengan kesadaran.
                   Partisipasi berasal  dari  bahasa latin  partisipare yang
            mempunyai  arti  dalam bahasa Indonesia mengambil bagian  atau
            turut  serta (Rohman dkk. 2009, 45). Fokus  partisipasi adalah  pada
            keterlibatan  mental  dan  emosional.  Kehadiran  secara  pribadi/fisik
            semata-mata  dalam suatu  kelompok. Tanpa  keterlibatan  tersebut
            bukanlah partisipasi. Selain itu terdapat kesediaan untuk memberikan

                                        112
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137