Page 75 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 75

Kontribusi Pesantren Agribisnis Terpadu

                dalam Upaya Penguatan  Hak atas Tanah

                                Moh. Taqiyuddin Saleh



            Pendahuluan
                   Tanah merupakan sumber daya alam yang menjadi elemen
            penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Keberadaan tanah
            tidak dapat dipisahkan dari segala aktifitas manusia dalam bidang
            ekonomi,  sosial,  politik  dan  budaya  baik  itu  secara  perseorangan
            ataupun  gotong royong.  Karena  itulah pertanahan perlu  dikelola,
            diatur dan ditata secara nasional, regional maupun sektoral untuk
            menjaga keberlanjutan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara
            yang didukung oleh keberhasilan tanah dalam mewujudkan keadilan
            sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia (Ermalasari
            2016).

                   Mengingat  begitu  pentingnya  tanah  bagi  individu  maupun
            kelompok,  maka Indonesia  sebagai negara hukum mengatur hak
            kepemilikan dan pengelolaan tanah. Hal ini diwujudkan dalam bentuk
            undang-undang  tertulis  yang  bertujuan  meminimalisasi terjadinya
            persoalan yang timbul karena perebutan atau pengakuan kepemilikan
            atas tanah. Pemilik tanah yang berhak mengelola dan memanfaatkan
            tanahnya diberi sertifikat sebagai bukti kepemilikan yang sah menurut
            hukum.
                   Undang-undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  sebagai
            rujukan segala hukum di negeri ini telah mengatur perihal pertanahan.
            Sebagaiamana  termaktub dalam  pasal  33 ayat 3 yang berbunyi,  “Air,
            tanah dan kekayaan alam lainnya yang menyangkut hajat hidup orang
            banyak  dikuasai  oleh Negara untuk dipergunakan  sebesar-besarnya
            untuk kemakmuran  rakyat”.  Secara  lebih  spesifik  aturan  mengenai
            pertanahan kemudian diatur dalam Undang-undang No. 5 tahun 1960
            tentang tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
                                         55
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80