Page 130 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 130

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 4.  Hutan Negara  13.942  7,65  merupakan wilayah yang rentan rawan pangan. Kondisi ini timbul
 5.  Hutan Rakyat  9.278  5,09  karena  menurunnya  hasil  panen,  sehingga  untuk  mengatasinya
 6.  Lain – Lain  22.735  12,48
 T    o    t    a    l  182.236  100,00  Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Wonogiri memberi bantuan
               berupa  100  ton  beras.  Dalam  jangka  pendek  bantuan  ini  dapat
 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri, 2013.
               dinilai  baik,  namun  dalam  jangka  panjang  bantuan  semacam  ini
 Dominasi  penggunaan  tanah  yang  dikelola  dan  digarap  oleh   justru akan merusak. Penilaian negatif ini muncul, karena persoalan
 petani, yang terdiri dari tegalan, sawah, dan hutan rakyat menunjuk-  utamanya terletak pada menurunnya hasil panen, sehingga seharus-
 kan pentingnya profesi petani di Kabupaten Wonogiri. Para petani   nya yang dilakukan adalah meningkatkan hasil panen, dan meng-
 telah  mengelola  107.360  Ha  atau  58,91%  dari  luas  wilayah   atasi  berbagai  hambatan  yang  menghalangi  peningkatan  hasil
 Kabupaten  Wonogiri  sehingga  dapatlah  dimaknai,  bahwa  petani   panen.  Penurunan  hasil  panen  merupakan  salah  satu  bukti  ter-

 merupakan  profesi  yang  penting  di  Kabupaten  Wonogiri.  Oleh   jadinya  marjinalisasi  petani,  yang  pada  akhirnya  membutuhkan
 karena  itu,  demarjinalisasi  (untuk  melawan  marjinalisasi)  petani   demarjinalisasi petani.
 merupakan salah satu proses penting yang diupayakan oleh Kantor   Petani  seringkali  tidak  berdaya  dalam  mengelola  usahanya,
 Pertanahan Kabupaten Wonogiri melalui kegiatan pem berdayaan   terutama  bila  berkaitan  dengan  kesejahteraan.  Padahal  dalam
 masyarakat.   konteks  pangan  hal  ini  perlu  mendapat  perhatian,  karena  ke-
 Pentingnya profesi petani juga terlihat, ketika diketahui bahwa   sejahtera an petani tanaman pangan yang relatif rendah dan terus
 Kabupaten  Wonogiri  memiliki  produktivitas,  sebagai  berikut:   menurun akan dapat memberi tekanan yang berat terhadap upaya

 Pertama,  produktivitas  sawah,  yang  terdiri  dari:  (1)  sawah  ber-  membangun  ketahanan  pangan.  Sementara  itu,  kesejahteraan
 irigasi sebesar 6 ton gabah kering per Ha, dan (2) sawah tadah hujan   seakan-akan  menjauh  dari  para  petani,  sebab:  Pertama,  petani
 sebesar 4 ton gabah kering per Ha. Oleh karena itu, kabupaten ini   yang  pada  umumnya  miskin  tidak  memiliki  instrumen  produktif
 memiliki surplus gabah kering sebesar 40.425 ton per tahun, dan   selain tenaga yang dimilikinya, atau sering dikenali dengan istilah
 surplus jagung sebesar 215.335 ton per tahun. Kedua, produktivitas   they  are  poor  because  they  are  poor.  Kedua,  luas  tanah  yang
 sayuran,  yang  terdiri  dari:  (1)  bawang  daun  sebesar  348  ton  per   dikuasai  dan  dimiliki  petani  relatif  sempit  dan  terus  menerus
 tahun, dan (2) bayam 792 ton per tahun. Ketiga, produktivitas atas   mendapat tekanan (tawaran) konversi penggunaan tanah. Ketiga,
 hasil perkebunan, yang terdiri dari: (1) cengkeh sebesar 1.945 ton   adanya keterbatasan akses para petani terhadap dukungan layanan
 per tahun, (2) tebu 3.250 ton per tahun, (3) kakao sebesar 368 ton   pembiayaan,  yang  akan  digunakan  membiayai  usaha  tani  yang

 per tahun, dan (4) kopi sebesar 25 ton per tahun.  dikelolanya.  Keempat,  terbatasnya  akses  para  petani  terhadap
 Selain  itu,  demarjinalisasi  petani  juga  relevan  dengan  berita   informasi dan teknologi pertanian, yang sesungguhnya akan dapat
 yang  dimuat  Solopos.com  (www.solopos.com)  pada  4  Desember   membantu para petani dalam mengelola usaha taninya. Kelima,
 2012 dalam artikel berjudul “5 Kecamatan di Wonogiri Jadi Wilayah   tidak  memadainya  infrastruktur  yang  dibutuhkan  para  petani,
 Rentan  Rawan  Pangan”.  Artikel  ini  mengungkapkan,  bahwa   terutama  yang  berkaitan  dengan  air  dan  pengairan  (irigasi).
 Kecamatan  Manyaran,  Kecamatan  Paranggupito,  Kecamatan   Keenam,  struktur  pasar  yang  tidak  adil  dan  eksploitatif,  yang
 Giritontro, Kecamatan Pracimantoro, dan Kecamatan Kismantoro   dapat dilihat pada adanya kesulitan dan ketidakadilan yang dialami


 128                                                                         129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135