Page 135 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 135
PPPM - STPN Yogyakarta Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat
kaitannya dengan bagian-bagian lainnya. Sebagai contoh, ketika Kabupaten Wonogiri yang memicu terjadinya demarjinalisasi
petani merespon program sertipikasi hak atas tanah yang diluncur- petani, sehingga pada akhirnya petani sendirilah yang melakukan
kan oleh kantor pertanahan, maka sikap petani ini bersifat demarjinalisasi bagi diri mereka sendiri. Keempat, mewujudnya
fungsional bagi kantor pertanahan. Demikian pula ketika peme- demarjinalisasi petani dalam format sosio-empiris terkini.
rintah kabupaten, pemerintah desa, gapoktan, dan kelompok tani Berdasarkan uraian tentang demarjinalisasi dan Kantor
mendukung dan membantu sertipikasi hak atas tanah, maka sikap Pertanahan Kabupaten Wonogiri, maka timbul pertanyaan
ini bersifat fungsional bagi kantor pertanahan. penelitian (research question), “Bagaimana demarjinalisasi petani
Pelaksanaan kegiatan sertipikasi hak atas tanah yang merupakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri melalui pemberdayaan
bentuk intervensi negara (melalui Kantor Pertanahan Kabupaten masyarakat?” Ketika pertanyaan ini dirumuskan secara lebih detail,
Wonogiri) mendapat dukungan Sutaryono (2013). Pada Bab maka didapatkan empat buah pertanyaan inti, yaitu: Pertama,
“Menghindarkan Diri Dari Ketermarjinalan”, Sutaryono menyebut- bagai mana cara Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri menguat-
kan perlunya intervensi negara melalui reforma agraria. Secara kan demarjinalisasi petani? Kedua, apa pemicu penguatan de-
gamblang Sutaryono (2013:299) menjelaskan, bahwa strategi marjinalisasi petani yang diupayakan oleh Kantor Pertanahan
penguatan akses bagi petani tidak dapat dilepaskan dari strategi Kabupaten Wonogiri? Ketiga, bagaimana respon petani atas
reforma agraria, karena reforma agraria mencakup penguasaan penguatan demarjinalisasi petani yang diupayakan oleh Kantor
asset dan penguatan akses. Pertanahan Kabupaten Wonogiri? Keempat, bagaimana wujud
Dukungan ini memberi dasar ilmiah bagi dilakukannya de- penguatan demarjinalisasi petani yang merupakan respon atas
marjinalisasi petani oleh Kantor Pertanahan, melalui pemberdayaan upaya Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri?
masyarakat, yang sekaligus merupakan salah satu fungsi kehadiran Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini di-
kantor pertanahan. Tanpa kemampuan memberdayakan masyarakat lakukan dengan memanfaatkan metode penelitian kualitatif dengan
(termasuk petani), maka eksistensi kantor pertanahan akan diper- pendekatan rasionalistik. Sementara itu, langkah kerja operasional
tanyakan banyak pihak. Bukankah negara telah diundang untuk yang dilakukan meliputi: (1) penetapan subyek penelitian, (2)
hadir dalam memberdayakan masyarakat, melalui desakan informan penelitian, (3) jenis data yang diperoleh, dan (4) teknik
konstitusional, sebagaimana dimaksud Pasal 33 ayat (3) Undang- analisis data. Sesuai dengan pemanfaatan metode penelitian
Undang Dasar 1945. Hal inilah yang seharusnya mendorong Kantor kualitatif rasionalistik yang telah dipilih, maka teknik analisis data
Pertanahan Kabupaten Wonogiri untuk mengupayakan demarjinal- yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, yang meliputi: (1)
isasi petani. tahap telaah awal seluruh data, (2) tahap reduksi dan abstraksi
Demarjinalisasi petani dapat terlihat ketika: Pertama, Kantor data, (3) tahap penyusunan abstraksi data dalam satuan-satuan
Pertanahan Kabupaten Wonogiri memperlihatkan cara-cara yang informasi terkecil yang mengandung makna dan dapat berdiri
telah ditempuhnya dalam mengupayakan demarjinalisasi petani. sendiri, (4) tahap pengelompokan satuan-satuan informasi terkecil
Kedua, Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri berhasil me- dalam kategori-kategori, dan (5) tahap penyusunan pernyataan
lakukan kegiatan yang mampu menjadi pemicu demarjinalisasi proposisional secara logis dari masing-masing kategori (lihat
petani. Ketiga, petani merespon kegiatan Kantor Pertanahan Moleong, 2007:248-277).
134 135