Page 134 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 134

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 mencegah  proses  pembatasan  petani  terhadap  penguasaan  dan   demarjinal isasi petani di Kabupaten Wonogiri, peran ini antara lain
 pemilikan  alat  produksi  utama  (tanah  pertanian)  dan  lapangan   dapat dimainkan oleh: (1) Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri,
 kerja yang berhubungan dengan sektor pertanian, serta (4) proses   (2)  Pemerintah  Kabupaten  Wonogiri,  (3)  pemerintah  desa,  (4)
 perlawanan  terhadap  upaya  yang  menyebabkan  petani  menjadi   gapoktan atau gabungan kelompok tani yang berada di tingkat desa,
 kelompok  yang  tidak  penting  atau  kelompok  yang  tidak  mampu   (5) kelompok tani yang berada di tingkat dusun, dan (6) petani yang
 berperan.     menjadi anggota kelompok tani.
 Namun demikian ada fakta sosial yang tidak boleh dipungkiri,   Kedua, pelaksanaan kegiatan sertipikasi hak atas tanah yang
 bahwa  bahwa  para  petani  Kabupaten  Wonogiri  telah  sejak  lama   dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri, merupakan
 melakukan  perlawanan  terhadap  marjinalisasi  petani,  sehingga   intervensi  atas  sistem  sosio-legitimasi  yang  berlangsung  di

 mereka mampu bertahan hingga saat ini. Dengan demikian yang   Kabupaten  Wonogiri.  Intervensi  ini  direspon  oleh  institusi  sosial
 dapat  dilakukan  oleh  Kantor  Pertanahan  Kabupaten  Wonogiri   yang  terkait,  seperti:  (1)  Pemerintah  Kabupaten  Wonogiri  yang
 adalah penguatan demarjinalisasi, melalui pemberdayaan masya-  merespon dengan memberi persetujuan dan mendukung sertipikasi
 rakat,  yang  wujudnya  berupa  PRONA  dan  reforma  agraria  atau   hak atas tanah; (3) Pemerintah desa yang merespon dengan men-
 kegiatan lainnya, sepanjang berkaitan dengan legalisasi aset (tanah)   dukung  dan  membantu  sertipikasi  hak  atas  tanah;  (4)  Gapoktan
 dan pemberian akses bagi petani agar mampu menggunakan dan   dan kelompok tani yang merespon dengan membantu sertipikasi
 memanfaatkan tanahnya.   hak  atas  tanah;  (5)  Petani  yang  merespon  dengan  berpartisipasi

 Dalam perspektif Teori Fungsional Struktural, demarjinalisasi   sebagai peserta sertipikasi hak atas tanah.
 petani oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri melalui pem-  Selanjutnya, intervensi Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri
 berdayaan  masyarakat  dapat  dilakukan  dengan  pemahaman,   atas  sistem  sosio-legitimasi,  akan  mempengaruhi  sistem  sosio-
 sebagai berikut: Pertama, masyarakat memiliki suatu sistem sosial   ekologi  dan  sistem  sosio-ekonomi.  Intervensi  atas  sistem  sosio-
 yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan   legitimasi  berupa  pemberian  pengakuan  hukum  atas  pemilikan
 dan  saling  menyatu  dalam  keseimbangan.  Bagian-bagian  atau   tanah petani, yang pada akhirnya memberi kekuatan hukum pada
 elemen-elemen  sosial  yang  terkait  dengan  petani  Kabupaten   petani  untuk  menggunakan  dan  memanfaatkan  tanah  dengan
 Wonogiri,  antara  lain:  (1)  sistem  sosio-legitimasi  yang  berkaitan   sebaik-baiknya. Hal ini mempengaruhi sistem sosio-ekologi, yang
 dengan  pengakuan  pemilikan  dan  penguasaan  tanah,  (2)  sistem   ditandai oleh semangat dan kesungguhan petani dalam mengelola

 sosio-ekologi yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan   dan  menggarap  tanahnya  secara  ekologis,  atau  memperhatikan
 tanah  yang  mampu  melestarikan  kemampuan  lingkungan  atau   pelestarian  kemampuan  tanah.  Perubahan  pada  sistem  sosio-
 konservasionis,  dan  (3)  sistem  sosio-ekonomi  yang  berkaitan   legitimasi dan sosio-ekologi selanjutnya juga mempengaruhi sistem
 dengan  pendapatan  petani  yang  diperoleh  dari  pemilikan,   sosio-ekonomi,  yang  wujudnya  berupa  peningkatan  pendapatan
 penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.  petani.
 Seluruh sistem yang terdiri dari sosio-legitimasi, sosio-ekologi,   Ketiga, setiap bagian dalam sistem yang terkait dengan petani
 dan  sosio-ekonomi,  sesungguhnya  dapat  berlangsung  atas  peran   saling menjalankan fungsinya masing-masing, yang mengakibatkan

 institusi  sosial  dan  peran  para  anggotanya.  Dalam  konteks   munculnya  sifat  fungsional  masing-masing  bagian  dalam  keter-

 132                                                                         133
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139