Page 182 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 182

pantai, juga diatas permukaan air, di dalam air maupun bagian tanah yang
            berada di dalamnya.

                Sebagai anggota persekutuan setiap individu mempunyai hak untuk
            mengumpulkan hasil-hasil hutan seperti kayu, rotan dan sebagainya, memburu
            hewan liar yang hidup di wilayah wewenang persekutuan, mengambil hasil
            dari pohon-pohon yang tumbuh liar termasuk tanaman obat, membuka
            tanah dan mengerjakan tanah-tanah itu terus menerus.
                Pemanfaatan tanah oleh masyarakat adat di Maluku adalah untuk
            pemukiman, pekuburan serta untuk bercocok tanam yaitu untuk areal
            perkebunan dengan komoditas utamanya meliputi kelapa, cengkeh, pala,
            kakao dan jambu mete, untuk  tanaman pangan, yang meliputi padi dan
            tanaman palawija seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang
            hijau dan lain-lain.

                Setiap orang yang ingin mendapatkan manfaat atas sebidang tanah-
            tanah adat yang berada dalam wilayah persekutuan harus atas sepengetahuan
            dan seizin kepala masyarakat adat setempat.
                Dengan demikian hubungan masyarakat hukum adat dengan tanah
            seperti ini adalah hubungan menguasai, bukan memiliki secara perdata, artinya
            dimana mereka dapat menduduki tanah tersebut disitulah mereka menguasai,
            dan memanfaatkannya secara kolektif. Konsep hak atas tanah pertuanan tidak
            dikenal adanya milik individual, dan kalaupun ada milik individual, hak milik
            itu hanya atas tanah pekarangan yang sifatnya tidak mutlak. Namun demikian,
            dalam perkembagan pembangunan dan kebutuhan ekonomi masyarakat
            sekarang ini, tidak dapat dihindari terjadinya individualisasi hak atas tanah-
            tanah adat di Maluku, sebagai contoh tanah dati, sebagai tanah kerabat yang
            menurut normanya tidak boleh diasingkan atau dialihkan untuk selamanya
            dalam pengertian di jual atau dihibahkan kepada orang/badan hukum dari
            luar masyarakat hukum adat bersangkutan, ternyata kini telah banyak yang
            dialihkan kepemilikannya.
                Masyarakat hukum adat Maluku pada umumnya sangat menghormati
            dan sadar pula bahwa sebidang tanah yang digarap sejak leluhur adalah tanah
            adat yang dari padanya mereka hidup serta tunduk pada aturan-aturan adat
            yang mengikat. Bagi masyarakat hukum adat Maluku, kampung halaman


                                           165
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187