Page 60 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 60

Bab I Pendahuluan   45



             perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian. Sebagai
             acuan penyebab perubahan penggunaan lahan yaitu: peta kepadatan
             penduduk, aksesibilitas,  jaringan  irigasi,  tata ruang, produktivitas
             lahan, persentase petani, tingkat perkembangan wilayah, jenis tanah,
             dan kawasan industri (Lampiran 1). Zonasi dilakukan pada beberapa
             variabel yang terdapat pada neraca Kabupaten Sukoharjo (hipotesis
             2). Penetapan  zonasi  melalui  teknik  overlay dilakukan dengan
             skoring, sedangkan skoring dilakukan rumus sebagai berikut:
                                  .....................................................................(4)


                I    =  interval kelas;
                      =  Skor total dari semua variabel bernilai maksimum (Tinggi);
                     =  Skor total dari semua variabel bernilai minimum (Rendah);
                k    =  banyaknya kelas yang akan dibuat 3 (tiga) kelas sesuai
                        dengan  hasil  akhir dari  zonasi  yaitu:  boleh diubah,
                        diubah bersarat, dan tidak boleh diubah.

                 Penentuan skor  (nilai)  pada setiap  atribut  dalam suatu
             variabel dapat menggunakan Analilytycal Hierarchy Proses (AHP).
             Pengertian  AHP  adalah  mengabstraksikan struktur suatu sistem
             untuk mempelajari  hubungan  fungsional  antar komponen  dan
             berakibat pada sistem secara keseluruhan. Sistem ini dirancang untuk
             menghimpun  secara rasional persepsi  orang  yang  berhubungan
             sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui suatu prosedur
             untuk sampai  pada suatu skala  preferensi  di  antara  berbagai
             alternatif. Analisis ini yang ditujukan untuk membuat suatu model
             permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan
             untuk memecahkan masalah  terukur (kuantitatif),  masalah  yang
             memerlukan pendapat (judgement) maupun situasi yang kompleks
             atau  tidak  terkerangka,  pada  situasi  ketika  data  dan  informasi
             statistik sangat  minim atau  tidak ada sama sekali.  Jadi sistem  ini
             hanya  bersifat  kualitatif  yang didasari  oleh  persepsi,  pengalaman
             ataupun intuisi. Konsep dasar dari AHP adalah penggunaan pairwise
             comparison  matrix  (matriks perbandingan  berpasangan)  untuk
             menghasilkan bobot relatif antar kriteria maupun alternatif. Suatu
             kriteria akan dibandingkan dengan  kriteria  lainnya dalam  hal
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65