Page 64 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 64
Bab I Pendahuluan 49
Pada setiap skor variabel selanjutnya akan diperoleh total skor,
kemudian total skor tersebut merupakan dasar penentuan zonasi
(zoning) lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Zonasi lahan
pertanian dideliniasi berdasarkan total skor yang dihasilkan oleh
peta hasil overlay dari faktor penentu (Peta Neraca Kabupaten
Sukoharjo). Klasifikasi ditentukan berdasarkan hasil perhitungan
interval kelas sesuai rumus (4), sehingga diperoleh zonasi seperti
Tabel 3.
Tabel 3. Pengelompokan Zonasi lahan poertanioan
di Kabupaten Sukoharjo
No Zonani Total skor
1 Tidak boleh diubah ≥ (t +2I)
min
2 Diubah bersyarat ≥ (t +I) - (t +2I)
min min
3 Boleh diubah < (t +I)
min
Catatan: Zonasi berdasarkan rumus (4)
Asumsi yang dibangun adalah wilayah kecamatan di Kabupaten
Sukoharjo dengan skor total tertinggi merupakan lahan yang
tidak boleh diubah. Kecamatan dengan skor nilai tertinggi adalah:
memiliki kepadatan penduduk rendah, aksesibilitas daerah
pedesaan, jaringan irigasi yang baik, sesuai tata ruang, produktivitas
lahan tinggi, tingkat kesuburan yang tinggi, produktivitas lahan
tinggi, persentase petani tinggi, perkembangan wilayah kurang
maju, jenis tanahnya subur untuk usaha padi sawah, dan didaerah
yang bukan kawasan industri.