Page 68 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 68

Bab II. Karakteristik Daerah Penelitian     53



             menunjukkan  terjadinya 5 - 6 bulan basah (> 200 mm/bulan)
             berturut-turut dan adanya suplai air dari Bengawas Solo (Waduk Gajah
             Mungkur), maka daerah penelitian dapat dilakukan untuk tanaman
             padi dua kali dan penanaman palawija 1 kali dalam satu tahun. Pada
             daerah yang mempunyai kerapatan fluks radiasi surya tinggi seperti
             daerah  penelitian,  produktivitas  padi  dapat optimal dibandingkan
             dengan daerah yang mempunyai kerapatan fluks radiasi surya yang
             rendah (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2013).


             D.  Fisiografi
                 Kondisi  fisiografi suatu  wilayah sangat  berpengaruh  pada
             ketersediaan dan potensi sumberdaya alam. Karakteristik fisik suatu
             wilayah bervariasi sesuai dengan posisi, letak dan keanekaragaman
             fisiografinya. Parameter iklim  seperti  curah hujan,  temperatur,
             kelembaban, angin, periode tumbuh, bulan basah dan bulan kering,
             sebaran dan  jenis  vegetasi  maupun  potensi dan  ketersediaan air
             sangat dipengaruhi oleh fisiografi.
                 Posisi Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah yang potensial dari
             segi sumberdaya alamnya berupa lahan dan air, sebagai sumberdaya
             alam berupa lahan merupakan daerah yang relatif subur, sedangkan
             sumberdaya  alam lainnya berupa  air  tidak menjadi kendala  dengan
             adanya aliran air dari Bengawan Solo. Bengawan Solo merupakan sungai
             yang membelah Kabupaten Sukoharjo menjadi dua bagian, yaitu bagian
             utara pada umumnya merupakan dataran rendah dan bergelombang,
             sedang  bagian  selatan dataran  tinggi dan  pegunungan  (sumberdaya
             alam berupa lahan). Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira
             4 (empat) juta tahun yang lalu (Surono, dkk, 1992). Sebelumnya terdapat
             aliran sungai yang  mengalir  ke selatan, diduga dari  hulu yang sama
             dengan sungai  yang sekarang,  karena  proses  pengangkatan  geologis
             akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa,
             aliran sungai  itu  beralih  ke utara.  Pantai  Sadeng di  bagian tenggara
             Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai “muara” Bengawan Solo
             Purba. Bengawan Solo adalah sungai terbesar dan terpanjang di Pulau
             Jawa, panjang sungai dari hulu hingga hilir sekitar 548,53 kilometer,
             melalui 12 kabupaten/kota  yaitu  Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Solo,
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73