Page 72 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 72
Bab II. Karakteristik Daerah Penelitian 57
aliran Bengawan Solo dan merupakan dataran banjir (floodplain).
Pada dataran banjir ini merupakan daerah yang subur karena
terdapat pupuk hara secara alami, hanya saja proses pemupukannya
dengan mekanisme yang disebut banjir. Banjir bukan bencana kalau
dari sisi “penyuburan” dengan distribusi unsur hara. Tetapi manusia
menilai fenomena alam, ketika airnya dirasakan terlalu berlimpah
dan menganggu disebut bencana alam. Secara alami Bengawan
solo berada di Kabupaten Sukoharjo banyak mengalamii kelokan-
kelokan atau meander sungai. Meander merupakan sungai berkelok-
kelok terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-
keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu,
volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya
sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang
paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi
pengendapan. Pada bagian tengah, wilayahnya mulai datar aliran
air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi
pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian
sungai dengan aliran cepat akan terjadi pengikisan sedangkan
bagian tepi sungai dengan aliran lamban akan terjadi pengendapan.
Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk
meander, aliran yang relatif lambat dari Bengawan Solo akan
terjadi pengendapan sedimen. Pasir akan diendapkan sedangkan
tanah liat atau lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah
sekian lama , akan terbentuk beberapa lapisan sedimen, akhirnya
beberapa lapisan sedimen membentuk dataran yang luas. Apabila
terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat, akibatnya
terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat
air surut, banyak bahan material tanah yang suburterbawa oleh air
sungai akan terendapkan di tepi sungai, akibatnya terbentuk suatu
dataran di tepi sungai. Timbulnya material kasar terdapat pada tepi
sungai yang lebih tinggi dibandingkan dataran banjir, sehingga
terbentuk tanggul alam. Tanggul alam ini sifatnya sementara karena
bergantung dari kondisi maksimun ketinggian air sungai akibat
banjir dan hal ini akan menyebabkan meander sungai selalu berubah
atau bergeser. Ketinggian daerah ini antara 95 sampai dengan 105