Page 61 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 61

46  Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras
                 di Kabupaten Sukoharjo


             seberapa penting terhadap pencapaian tujuan di atasnya. Pendekatan
             AHP menggunakan skala  mulai dari nilai bobot  1 sampai  9. Nilai
             bobot 1 menggambarkan “sama  penting”. Ini berarti  bahwa nilai
             atribut yang sama skalanya, nilai bobotnya 1, sedangkan nilai bobot 9
             menggambarkan kasus atribut yang “penting absolut” dibandingkan
             dengan yang lainnya (Saaty,1994 dalam Martanto, 2012)
                 Dalam  AHP,  penetapan  prioritas  kebijakan dilaku kan dengan
             menangkap  secara rasional  persepsi  orang,  kemudian  mengubah
             faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur) ke dalam aturan
             yang biasa,  se hingga  dapat  dibandingkan. Nilai (bobot)  yang
             disarankan untuk  membuat  matriks perbandingan perpasangan
             adalah sebagai berikut :
                bobot 1 : sama penting (equal);
                bobot 3 : lebih penting sedikit (slightly);
                bobot 5 : lebih penting secara kuat (strongly);
                bobot 7 : lebih penting secara sangat kuat (very strong);
                bobot 9 : lebih penting secara ekstrim (extreme).

                 Selain nilai  dalam  pembobotan,  setiap nilai  antaranya juga
             bisa  digunakan,  yakni  2, 4,  6,  dan 8.  Beberapa nilai  tersebut
             menggambarkan hubungan kepentingan di antara nilai-nilai ganjil
             yang  telah  disebutkan. Sementara jika kepentingannya  terbalik,
             maka kita dapat menggunakan angka reprisokal dari nilai-nilai di
             atas.  Misalnya  perbandingan  berpasangan  antara kriteria  1  dan
             3 adalah 1/5, artinya kriteria 3 lebih penting secara kuat dari pada
             kriteria 1.
                 Untuk lebih jelasnya teknik overlay atau tumpang susun melalui
             skoring(pembobotan) dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 2.
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66