Page 85 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 85
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
Albasia. Namun demikian, awal tahun 1970-an hingga
1980-an penanaman tanah sitenan dilakukan dengan
tanaman pangan seperti singkong, kacang tanah, padi
gogo dan mangga. Penanaman tanaman pangan maupun
tanaman keras telah membuat aparat desa mengalami
kerepotan dan sibuk untuk mengurus para penggarap.
Aparat desa menawarkan komoditas baru di tanah
tegalan Sitenan ini, namun kadangkala proyek tanaman
dari usulan aparat desa mengalami kegagalan. Hal itu
terjadi pada tanaman mangga yang mengalami gagal
panen dan hampir seluruh pohon ditebang dari tanah
Sitenan beberapa tahun lalu. Tanah Sitenan menjadi
lahan kering yang bermanfaat bagi penduduk Karangturi.
Tanpa tanah itu penggarap akan mengalami kekurangan
lahan.
Meskipun dinamika penanaman berbagai komodi-
tas berada di Karangturi dan sejumlah perangkat desa
tinggal di daerah sana, akan tetapi dinamika politik desa
dan kebijakan agraria berpusat di Krajan. Pada tahun
1963 proyek kontra landreform dimulai pula dari Krajan
oleh Saronto yang bersekutu dengan Congkok Martosu-
darmo pada saat itu. Saronto dengan piawai dapat menge-
mas dan membuktikan proyek penataan penguasaan
tanah telah merugikan Congkok dengan memotong 20-
30 ubin tanah miliknya. 11
11 Proyek kontra landreform dilancarkan oleh Saronto dari PNI
cabang Cilacap. Ia masuk ke Ngandagan tatkala meminang istri anak
64