Page 11 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 11
politik yang sangat tidak merata dalam gerakan agraria
transnasional.
Pendahuluan buku itu memberikan batu loncatan
yang sangat baik untuk beragam dan kontribusi yang kaya
yang mengikutinya. Hal tersebut membawa tema yang
sudah dikenal seperti tuntutan terhadap tanah dan
dukungan publik (lainnya) untuk petani kecil dan
perlawanan pada penindasan dan perampasan negara, dan
isu baru yang dihasilkan oleh globalisasi neoliberal seperti
dampak perdagangan bebas, kontrol perusahaan pada
tanaman genetik, dan reforma agraria yang dipandu oleh
pasar. Lebih jauh, beberapa kontribusi yang diberikan di
bagian Pendahuluan mempertimbangkan kompleksitas
sosiologis dari kelas pedesaan, gender, relasi etnik, dan
bagaimana mereka bertemu dengan gerakan dan hubungan
antara mereka dan antar pedesaan dan kota dan hubungan
dengan imigrasi buruh internasional. Berbagai bab
menceritakan tema yang diperhatikan di wilayah utama di
“Negara-ngara selatan”, dari Amerika Tengah dan Brazil,
yang memberikan dua bentuk gerakan sosial agraria yang
melambangkan gerakan saat ini, Indonesia dan Filipina dan
juga Burma dan Cina yang mana gerakan transnasional
agraria belum tercapai dan mendemontrasikan bentuk
kepentingan agraria mereka sendiri serta perlawanan
pedesaan. Dalam koleksi ini juga digambarkan bagaimana
gerakan di Sub-sahara Afrika, yaitu Afrika Selatan yang
memiliki kesenjangan yang harus diperhatikan; sementara
India diberi perhatian sedikit (di bab yang membandingkan
kampanye RG di India, Afrika Selatan dan Brazil) wa-
laupun editor memberi catatan bagaimana KRRS (Kar-
nataka State Farmers Association) terkadang digembar-
gemborkan sebagai gerakan agraria oposisi yang paling
penting di India yang didominasi oleh petani menengah
dan kaya.
xi