Page 128 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 128
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
Pada saat yang sama, kewajiban untuk mengamankan
kedaulatan pangan memerlukan “hukum, tradisi, adat,
sistem kepemilikan, dan lembaga, serta pengakuan wilayah
perbatasan dan budaya masyarakat”. Begitu juga tentang
reposisi kewarganegaraan, yang merupakan sarana untuk
minoritas, dan juga hak asasinya, dalam mendorong
wacana alternatif modernitas, termasuk “re-territorializa-
tion” dari, dan, antara negara. Gerakan kedaulatan pangan
secara mendasar menantang hubungan kelembagaan
kapitalisme neoliberal yang berkontribusi terhadap
pencabutan massa. Secara paradoks, dia sedang mere-
produksi kaum tani sebagai kekuatan sosial yang “unthink-
able” sebagai syarat untuk memunculkan sebagai subjek
sejarah dunia yang radikal.
Referensi
Ainger, K., 2003. ‘The New Peasants’ Revolt’.New Inter-
nationalist, 353: 9–13.
Alavi, H., 1987. ‘Peasantry and Capitalism: A Marxist
Discourse’. In Peasants & Peasant Societies, ed. T.
Shanin. Oxford: Basil Blackwell.
Araghi, F., 1995. ‘Global De-Peasantization, 1945–
1990’.The Sociological Quarterly ,36 (2): 337–68.
Bartra, R., 1992.The Cage of Melancholy. New Brunswick,
NJ: Rutgers University Press.
Bernstein, H., 2003. ‘Land Reform in Southern Africa in
World-Historical Perspective’.Review of African Po-
litical Economy, 30 (96): 203–26.
Bernstein, H., 2004. ‘ “Changing Before Our Very Eyes”:
Agrarian Questions and the Politics of Land in Capi-
talism Today’.Journal of Agrarian Change, 4 (1/2):
190–225.
114