Page 127 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 127
Petani Membuat Sejarah Sendiri
‘ketahanan pangan’ direduksi menjadi masalah kuantitas
dan “pasokan” pasar. Sebagaimana gerakan kedaulatan
pangan menunjukkan bahwa pasar memenuhi pasokan
perusahaan, bukan kebutuhan manusia. Perusahaan
produksi pangan tidak menangani atau menghasilkan
permintaan begitu banyak, mereka malah menghasilkan
banyak kasus kelaparan. Penanganan pasar atas nama
pembangunan secara sistematis melanggar hak-hak
manusia untuk hidup berdampingan dan mengamankan
reproduksi sosial untuk mayoritas penduduk dunia, dan
praktek keberlanjutan ekologis.
Seperti yang diungkapkan di atas, gerakan kedaulatan
pangan bukan tanpa ketegangan dan kontradiksi. Apa yang
muncul sebagai kemenangan kecil dalam skema yang lebih
besar (misalnya pemukiman tanah, penguatan kotak
pembangunan’ wacana di WTO, penggabungan “Kedau-
latan pangan” menjadi perdebatan FAO, aliansi belajar
agro-ekologi, saksi kekerasan, dll) itu semua merupakan
gabungan wajah-wajah gerakan dunia, dengan agenda yang
diperuntukkan sebagai bentuk denaturalizing tatanan
neoliberal. Lebih dari sekedar itu, dia juga sebuah masalah
mengembalikan negara di pasar, sebagai prinsip yang hanya
mengatur intervensi strategis gerakan kedaulatan pangan,
tidak hanya merupakan persoalan “Pasar” sebagai sebuah
proyek perusahaan, tetapi juga mempersoalkan “negara”
karena negara terlibat dalam proyek ini. Sementara, Via
Campesina mengakui otoritas yurisdiksi dari negara, dan
juga berupaya untuk mengubah otoritas itu dengan
menantang sistem-sistem tersebut agar negara memung-
kinkan untuk “memiliki hak dan kewajiban serta ber-
daulat”, yang didefinisikan dalam kebijakan agraria,
pertanian, perikanan dan pangan dengan sedemikian rupa
untuk menjamin hak atas pangan dan ekonomi, sosial dan
budaya serta hak-hak seluruh penduduk dunia.
113