Page 225 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 225

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

               buruh desa dan petani tak bertanah di Amerika Latin dan
               Asia (dan mungkin ditambah LPM sebelum dikontrak)
               adalah kekuatan utama untuk mendorong Via Campesina
               menjalankan reforma agraria sebagai strategi kampanye
               global.
                    Gabungan kekuatan dari kelompok ini sangat berpe-
               ngaruh dan kuat, bahkan ketika kelompok berkuasa lainnya
               di Via Campesina, dengan kata lain KRRS yang awalnya
               keberatan reforma agraria menjadi pokok utama kam-
               panye. KRRS di India yang basis massanya adalah petani
               menengah dan kaya, secara meyakinkan menolak masalah
               ini. Hal ini relevan untuk menguraikannya pada kasus
               KRRS. Kelompok ini bergabung sejak tahun 1980an dalam
               kampanye anti-TNC dan terakhir anti – tanaman GM
               (tanaman hasil rekayasa genetik). Banyak dari kampanye
               ini yang terbentuk secara dramatis dan mendapat sorotan
               media (Scoones pada koleksi ini; Herring 2007).
                    Kampanye ini berhubungan baik dengan advokasi
               kelompok di Utara yang juga melawan GM crops. KRRS
               menjadi aktor yang penting dalam kampanye global anti-
               GM crops dan anti- TNC di Via campesina. Hal tersebut
               menjadi sangat berpengaruh dalam gerakan global dan
               pada gilirannya mendapat peran menjadi “penjaga ger-
               bang” di Asia Selatan. Namun, KRRS secara sadar me-
               ngelak dari isu-isu yang dapat mempertajam isu kelas. M.D
               Nanjundaswamy, pemimpin KRRS (yang meninggal di
               awal tahun 2001) dahulu menjelaskan bahwa: “kita tidak
               dapat membagi diri kita menjadi tuan tanah dan petani tak
               bertanah dan merangsang perpecahan, karena perpecahan
               tidak akan memberikan kekuatan tapi akan menimbulkan
               beban” (Assadi 1994, 215). Oleh karena itu tidak
               mengherankan bahwa KRRS beroposisi dengan petinggi
               legislatif dalam tanah pedesaan yang secara bersama
               membatasi advokasi untuk kepemilikan properti industri



                                                                  211
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230