Page 323 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 323
Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik
dari petani sebagai korban (Shiva et al. 2000)atau terkadang
sebagai pahlawan (Herring 2005, 2007). Namun siapakah
petani-petani ini yang tampaknya menjadi pusat pada
perdebatan namun terlalu sering diam dalam diskusi diluar
keterwakilan mereka di sisi lain? Sebagaimana pada diskusi
sebelumnya, kehadiran tanaman RG kedalam konteks
agraria yang berbeda di seluruh kasus di pasar utama secara
relatif mampu membuat petani berorientasi lebih
komersial: “petani kaya” atau “petani kapitalis” seperti
klasifikasi yang digunakan oleh beberapa orang. Di
beberapa kondisi, bibit RG dicoba oleh banyak petani
berbeda, di beberapa bagian di India masih ada sedikit bibit
RG yang dipakai. Namun bibit RG jarang didapat oleh
petani miskin sebagai nafkah hidupnya. Namun lobi pro
RG berasumsi pandangan positif dari keuntungan perta-
nian kapitalis, bahkan pada akhirnya untuk produsen mis-
kin, mereka memberi asumsi pada kenetralan teknologi dan
kebutuhan untuk berhubungan dengan pasar global.
Berbeda dengan argumentasi anti – RG yang memberikan
banyak penekanannya pada perspektif yang meragukan
bentuk agrikultur kapitalis yang akan menyebabkan
meningkatkan ketidaksamarataan ini, petani yang tak
bertanah dan miskin bahkan semakin terpuruk dalam krisis
agraria yang telah ada. Sebagai contoh ekonomi agraria
yang sangat tidak rata di Afrika dan Brazil, topangan dari
komersial agrikultur skala besar, dihadapkan pada tuntutan
yang berlangsung pada tanah dari petani miskin dan tak
bertanah, dilihat sebagai penghinaan bagi komitmen pada
demokrasi, kebebasan dan pembangunan.
Fitur utama di ketiga negara adalah hubungan glo-
bal yang mengaitkan aktivis anti RG dan perdebatan yang
ada disekitarnya. Kampanye pada level nasional dire-
fleksikan pada debat global mengenai anti globalisasi,
ketahanan pangan, hak petani dan biodiversity, sebagai
309