Page 13 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 13

2     Gamma Galudra, dkk.

            mankan akses tanah dalam konteks migrasi orang dan
            terus berubahnya pola kepemilikan dan penggunaan
            tanah pun menyebabkan terjadinya konflik antara orang
            pribumi dan para pendatang (Aragon, 2001; 2002). Penye-
            bab yang sama juga ditemukan dalam konflik yang terjadi
            di Maluku, di sana banyak pendatang dari Jawa dan Bugis
            mendapatkan lebih banyak keuntungan dan pengistime-
            waan selama pemerintahan Soeharto untuk mengakses
            sumber daya alam, sehingga orang pribumi pun iri kepada
            mereka (Brown et al., 2005). Di Papua, ketidakadilan yang
            ditimbulkan oleh kekuasaan dan pengaturan yang dija-
            lankan negara pun dilaporkan banyak menimbulkan kete-
            gangan di sana (Chauvel dan Bhakti, 2004). Karena itu,
            dengan memahami bagaimana tanah dan sumber daya
            alam dikuasai, diatur dan dibagi-bagi, dan bagaimana
            bermacam aktor mengakses dan menggunakan tanah dan
            sumber daya alam itu, maka kita bisa memahami penye-
            bab sesungguhnya dari konflik-konflik etnik dan keaga-
            maan yang terjadi di sana (Clark, 2004).
                Penjelasan di atas menunjukkan pentingnya penilaian
            penguasaan tanah sebagai bagian dari analisis atas kon-
            fliknya. Bagaimana pun, penilaian penguasaan tanah
            dibutuhkan bukan hanya untuk mengetahui penyebab
            sesungguhnya dari konflik kekerasan yang terjadi, tetapi
            juga dibutuhkan untuk menjalankan program yang ditu-
            jukan untuk membantu komunitas lokal untuk mewu-
            judkan penataan sumber daya alam lebih baik. Freunden-
            berger (1994) mengajukan tiga alasan mengapa penelitian
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18