Page 16 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 16
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 3
berupaya menyelamatkan diri dari bencana Gunung Merapi.
Salah satu penyebab bergegasnya masyarakat dari area
bencana adalah adanya awan panas Gunung Merapi (wedhus
Gembel) yang disertai hujan abu dan lumpur.
Masyarakat Lereng Merapi bergegas menyelamatkan diri
dengan membawa apapun yang mampu diangkutnya. Sebagian
masyarakat berlarian menuju tempat pengungsian. Sementara
itu, sebagian masyarakat lainnya bergegas berkendara menuju
tempat pengungsian, ada yang menggunakan kendaraan
sendiri, tetapi ada pula yang menumpang truck yang
disediakan oleh TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan POLRI
(Polisi Republik Indonesia).
Di lokasi yang relatif aman Pemerintah Daerah telah
membangun beberapa posko (tempat pengungsian), yang
dilengkapi dengan tenaga medis (dokter, perawat, dan
psikolog), tenaga non medis (polisi, tentara, dan tim logistik),
serta relawan dari banyak kalangan. Kondisi kesehatan
para pengungsi, logistik, sarana dan prasarana, penyaluran
bantuan, gizi para pengungsi, dan regulasi relawan merupakan
beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku dan
pelaksana di posko-posko ini.
“Jangan kecewa” begitu nasehat bijak yang diberikan para
sesepuh (orang-orang tua), ketika ada sebagian pengungsi
yang nampak bersedih atas terjadinya bencana erupsi
Gunung Merapi. Kecewa tidak layak dimunculkan dalam
situasi darurat, karena akan mengurangi semangat mengatasi
bencana. Sebaliknya optimisme harus terus ditampilkan,
karena negara (Republik Indonesia) memiliki mekanisme