Page 92 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 92
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 79
mereka berhasil menyepakati adanya kepentingan bersama
yang harus diperjuangkan; Ketiga, eksistensi masyarakat,
ketika mereka berhasil memperlihatkan dirinya sendiri dalam
bentuk keberdayaan dan kolektivitas.
Tidak boleh ada pihak yang mengabaikan STUP sebagai
ciri khas konsolidasi tanah, karena STUP merupakan unsur
eksistensial yang menunjukkan bahwa konsolidasi tanah
adalah model pembangunan partisipatif. STUP atau Land
Contribution/Sharing adalah bagian dari objek konsolidasi
tanah yang disediakan untuk pembangunan prasarana jalan
dan fasilitas umum lainnya, serta TPBP (Tanah Pengganti Biaya
Pembangunan). TPBP atau CEL (Cost Equivalent Land) adalah
bagian dari STUP yang diserahkan kepada pihak ketiga dengan
pembayaran kompensasi berupa uang, yang dipergunakan
untuk pembiayaan kegiatan pelaksanaan konsolidasi tanah.
Sesuai dengan asas pembiayaan konsolidasi tanah yang
ditanggung oleh para peserta konsolidasi tanah itu sendiri,
maka sesungguhnya setiap pelaksanaan konsolidasi tanah dapat
dibiayai dari hasil penjualan TPBP atau CEL itu kepada pihak
ketiga. Dengan demikian pembiayaan konsolidasi tanah akan
terutama diperoleh dari dana penatagunaan tanah-tanah yang
dikonsolidasi itu sendiri. Namun ternyata dalam pelaksanaan
konsolidasi tanah di Indonesia pada umumnya, TPBP (CEL)
belum dapat diwujudkan. STUP yang ada baru pada tahap
dialokasikan untuk pengadaan tanah bagi pembangunan
prasarana jalan dan fasilitas umum atau sosial (Sitorus, 2014:7-8).
Pembiayaan mandiri merupakan konsep utama yang
diemban oleh terminologi “TPBP” (CEL) dalam konsolidasi