Page 210 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 210

Pada sensus 1961, penduduk Sumatera Barat 2.319.057 orang.
                Dari data statistik 1930 (sensus) tercatat penduduk Sumatera Barat
                1.920.298 orang (perlu dicatat bahwa dalam Sumatra’s Westkust pada
                waktu itu termasuk Kabupaten Kerinci dan Bangkinang yang sekarang
                masing – masing masuk Provinsi Jambi dan Riau).

                     Konsentrasi penduduk ada di bagian tengah dari Provinsi Sumatera
                Barat sedang perbandingannya adalah sebagai berikut:
                -    Dengan luas tanah ± 4.200.000 Ha dan penduduk 3.200.000
                     orang, maka masing-masing jiwa akan mempunyai sawah ±1,3 Ha.
                     Tetapi karena wilayah Sumatera Barat memanjang ditutup oleh
                     pegunungan Bukit barisan, maka tanah yang real tersedia untuk
                     pembukaan pertanian hanya ± 12% atau ± 500.000 Ha pada saat
                     sekarang.

                -    Dengan demikian man-land ratio nyatanya menjadi lebih kecil lagi.
            5.   Tenaga Kerja
                -    Survei Dinas Pertanian Rakyat Sumatera Barat pada tahun 1971,
                     menunjukkan bahwa dari penduduk ± 2,7 juta :

                     a.   88,61% adalah petani;
                     b.  11,39% adalah bukan petani.
                -    Kalau kita lihat jumlah penduduk dan penyebaran tempat
                     tinggalnya dalam 8 Kabupaten dan 6 Kotamadya yang ada maka
                     pada tahun 1971 tersebut ± 400.000 orang saja yang tinggal di 6
                     kota tersebut diatas dengan catatan bahwa kotamadya- kotamadya
                     itupun untuk sebagiannya terdiri dari sawah-sawah.

                Dari  88,61  %  petani  tersebut  diatas  66,3%  adalah  petani  khusus,
                diantaranya:
                    36,44% petani pemilik;
                   1,79% petani penggarap;

                   2,45% buruh tani;
                   16,34% petani/penggarap;
                   3,65% petani pemilik/buruh tani;



                                           175
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215