Page 159 - Mozaik Rupa Agraria
P. 159
keduanya adalah disabilitas intelektual juga. Pak Amat anak
pertama dari 5 bersaudara. Kebun, rumah, tanah dan sawah
warisan dari orang tua pak Amat diserahkan kepada adik dari
Pak Amat dengan alasan yang akan menggantikan orangtua
dalam menjaga Pak Amat dan Keluarganya. Ironinya, Pak
Amat, ke 2 anaknya hidup menumpang di rumah sepupunya
di lain daerah dan sang istri bekerja di kantin milik sepupunya
ini untuk biaya hidup sehari hari. Ke 2 putra pak amat pun
tidak pernah disekolahkan.
b. Sinta (26 tahun) bukan nama sebenarnya. Seorang disabilitas
fisik. Sinta kakak pertama dari 3 bersaudara. Atas nama adat
dan kebaikan untu keluarga, maka Sinta harus menikah dulu
baru kemudian adik adiknya. Akhirnya sang ayah mencarikan
pasangan untuk Sinta dan menikahkannya. Ternyata tanpa
sepengetahuan Sinta, sang ayah membuat perjanjian dengan
suami Sinta bahwa sertifikat tanah warisan untuk Sinta
akan diserahkan kepada suami Sinta sebagai hadiah karena
bersedia menikah dengan Sinta. Dalam perjalanan hidup
ternyata tidak seindah harapan orang tua. Ternyata sang
suami selingkuh dan menikah lagi. Buah simalakama bagi
sinta, akan meninggalkan rumah dan suami, dia tidak tahu
akan kemana sementara bertahan sangat menyakitkan.
c. Santoso (22 tahun) bukan nama sebenarnya. Seorang
disabilitas mental yang sudah dinyatakan sembuh. Satu
ketika datang dengan tergopoh gopoh ke kantor hukum. dan
dia mengaku melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Dengan
terengah engah dia cerita bahwa adiknya akan menjual rumah
peninggalan orang tua. Setelah di usut usut ternyata benar,
bahwa membawa Santoso ke Rumahsakit Jiwa sebagai bagian
persyaratan permohonan pengampuan. Karena keluarga
menganggap Santoso adalah disabilitas mental dan surat
penetapan pengampuan akan di pakai untuk proses njual
146 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang